Kamis 10 Sep 2015 01:00 WIB

Perjalanan tak Terlupakan ke San Siro dan Olimpico

Duomo di Milano terlihat di ujung.
Foto:
Kedubes Indonesia di Roma.

Masjid Agung Roma

Sekitar pukul 18.50, dua mobil yang mengangkut kami melaju ke Masjid Agung Roma. Sebenarnya, kami sudah harus menuju Roma Termini untuk pulang ke Milan. Kami memilih kereta cepat dengan jadwal terakhir sekitar pukul 20.20. Dalam perjalanan itu, Pak Irfan yang bekerja di JakTV meminta untuk bisa melihat Masjid Agung Roma. Permintaan tersebut dipenuhi sang sopir. Sekitar pukul 19.10, kami sampai di Masjid Agung Roma.

Meski dalam waktu singkat hanya berkunjung di halaman masjid, Tampak kekagum ketika pertama kali melihat arsitektur La Moschea di Roma. Masjid ini sebenarnya hanya dibuka ketika hari Jumat. Di luar itu, tidak tampak aktivitas jamaah masjid yang berdiri di atas lahan 30 ribu meter persegi tersebut.

Menurut Wakil Dubes Indonesia untuk Italia Des Alwi, pemerintah Roma memang tidak bisa membuka masjid tersebut sepanjang waktu. Hal yang jamak ditemukan masjid di Tanah Air. Meski begitu, kata dia, ada sebagian ruang yang bisa digunakan kaum Muslim kalau ingin menunaikan shalat. Hanya saja, itu bukan ruang utama masjid.

“Ini pertimbangannya lebih ke keamanan. Masjid tidak dibuka sepanjang waktu,” kata Des Alwi saat berkisah kepada kami di Wisma Dubes. Dari 12 orang, hanya tiga orang yang tertarik turun untuk foto-foto. Satu orang lainnya adalah Mbak Meni dari TVOne. Hanya lima menit, kami langsung buru-buru kembali ke mobil.

Meski begitu, saya bersyukur bisa berkunjung ke masjid yang didirikan berkat tekanan negara-negara Islam kepada pemerintah Italia tersebut (kisahnya bisa dicari di Google).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement