Ahad 31 Jul 2016 00:07 WIB

Ekspedisi Batik Pesisir: Pusaka dari Rahim Pesona Bahari

Pembatik di daerah Lasem, Jawa Tengah.
Foto:
Batik Lasem.

Di kecamatan yang masuk dalam Kabupaten Rembang ini, beragam motif lain yang lahir dari kekuatan bahari bermunculan. Motif yang dimaksud adalah motif Latohan, Gunung Ringgit, Kricakan atau Watu Pecah.

Motif Latohan misalnya, diambil dari sebentuk rupa latohan (rumput laut) yang banyak subur di daerah pesisir Lasem. Motif ini bisa terlihat dari hampir semua batik Lasem yang memiliki corak bintik-bintik bulat putih. 

Sedangkan motif Kricakan atau watu pecah, adalah simbol penderitaan yang dialami masyarakat Lasem saat proyek Anyer-Panarukan Daendels pada 1808. Pecahan-pecahan batu itu menceritakan bagaimana masyarakat memecah bebatuan cadas demi bahan pengeras jalan.

"Secara keseluruhan, motif batik Lasem berbentuk melingkar, memberi kesan yang begitu abstrak," kata Baskoro, pegiat sejarah Lasem.

Batik Lasem juga dikenal keunikan motif dan corak yang banyak dipengaruhi kebudayaan Cina. Lasem sejak abad ke-15 merupakan tempat transit dan pusara bisnis orang-orang Cina di Jawa Tengah. 

Menyeret lebih jauh dari sejarah batik Lasem, batik ini konon berasal dari seorang anak buah kapal Laksamana Cheng Ho yang bernama Bi Nang Un dengan isteri bernama Na Li Ni. Nama yang disebutkan terakhir, adalah sosok yang dipercaya memberi ketrampilan bagi masyarakat Lasem untuk membatik. Dari catatan itu pula, batik Lasem tidak terbantahkan merupakan perpaduan dua unsur yang berbeda, China dan Jawa yang saat itu masih menganut Hindu-Budha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement