Ahad 31 Jul 2016 00:07 WIB

Ekspedisi Batik Pesisir: Pusaka dari Rahim Pesona Bahari

Pembatik di daerah Lasem, Jawa Tengah.
Foto:
Batik Probolinggo.

Sebuah kota di ujung Jawa Timur ini juga tidak ingin ketinggalan memamerkan satu produk batik pesisirnya. Kota Probolinggo, mulai merintis kembali kerajinan batiknya sejak 2007. Tidak seperti di daerah pesisir lain pada umumnya, batik khas Kota Probolinggo bercorak Mangga dan Anggur. Manggur, begitu motif batik ini mulai harum namanya.

Kami temui Hj Rina S, salah satu pengusaha sekaligus pengrajin batik di kota ini. Di kediamannya di Jalan Dr Wahidin 34. Rina adalah seorang pengusaha batik yang mempekerjakan para pegawainya tanpa mesti datang ke rumahnya. Para pengrajin batiknya tersebar di beberapa rumah di seputaran Probolinggo. Istimewanya, mereka yang membuat batik adalah mereka yang nasibnya bisa dikatakan kurang beruntung.

"ya betul. Saya mempekerjakan para pengemis, anak-anak pengamen, hingga tukang becak yang membutuhkan uang tambahan," kata Rina. Semua pegawainya, telah sebelumnya diberikan keterampilan dalam beberapa bulan sebelum dikaryakan.

Di Showroom batiknya, terpampang semua batik khas Probolinggo yang baru kembali membuktikan pesonanya dalam kurun enam tahun terakhir. Motif Manggur, memang menjadi motif andalan dari kota Probolinggo. Dua jenis buah-buahan ini merupakan salah satu ikon kota Probolinggo. Meski kemudian, ada beberapa motif lainnya yang khas dari kota ini yakni motif ikan, seribu taman, dan motif angin.

"Motif angin kami menyebutnya motif Angin Gendeng," ujarnya menjelaskan. 

Angin Gendeng merupakan fenomena rutin dalam waktu tertentu di Probolinggo. Musim angin kencang di kota pesisir ini, biasanya ditandai saat masuk musim penghujan. Selain itu, Rina juga menjelaskan sejarah makna motif Seribu Taman. Untuk motif yang satu ini, merupakan prakarsa dari pemerintah setempat. Beberapa tahun terakhir, Probolinggo tengah keras menggaungkan program penghijauan di wilayahnya. Masing-masing penghuni rumah, diimbau untuk memiliki taman hijau di beranda rumahnya.

Batik Khas Kota Probolinggo tak memiliki pakem khusus dalam soal warna. Hanya saja, relatif banyak ditemukan warna dasar cerah. Hal ini memungkinkan untuk paduan warna motif utama Mangga dan Anggur yang dipilih dengan warna gelap. Motifnya terkesan alami, karena dibuat penuh dengan kehati-hatian. Satu lembar kain yang telah dibatik, bisa mencapai proses pembuatan hingga sebulan lamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement