Demak, para leluhur dan penggawa kerajaannya diklaim memiliki pengaruh besar dalam perkembangan batik di pesisir Pulau Jawa. Kendati demikian, tak ada satu catatan gemilang pun yang membekaskan kota ini memiliki batik hasil karyanya sendiri. Ekspedisi mengintip pesona batik pesisir, berlanjut ke sebuah desa di Demak, 25 kilometer dari Semarang.
Di Demak, ada satu perkampungan yang kini mulai merintis Batik khas Demak. Desa itu berada di Kampung Karang Pandan, Desa Karang Mlati, Jalan Demak-Bonang, Kabupaten Demak. Sampai saat ini, pegiat usaha batik di sana masih dalam pencarian bagaimana batik Demak mampu dipopulerkan dan memiliki pakem tersendiri.
"Masih sulit, kita masih berani menyebut batik ini batik khas Karang Mlati," kata pengusaha batik setempat, Didi Prasetyo.
Cikal bakal batik Demak itu bermotifkan klasik yang diambil dari beberapa landmark Demak semisal Masjid Agung ataupun buah belimbing dan hasil pertanian Demak lainnya. Ada juga aktivitas masyarakat Demak yang bertani yang tertuang dalam motif Bintoro. Ciri khusus, batik Demak ini berwarna dasar hijau, yang melambangkan warna simbol keislaman.
"Tapi kita masih belum mendapat pakem hijau apa yang tepat," kata Didi menambahkan.