REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia perfilman Indonesia kembali membawa kabar gembira dengan ikut terlibat dalam Busan International Film Festival (BIFF) yang digelar pada 4-13 Oktober di Busan, Korea Selatan. BIFF sebagai festival film bergengsi dan terbesar di Asia, membuat program khusus yang berfokus pada film Indonesia bertajuk Renaissance of Indonesian Cinema.
Ada 15 judul film yang akan tayang, dua di antaranya masuk dalam program kompetisi yakni film panjang karya Yosep Anggi Noen berjudul 24 Jam Bersama Gaspar berkompetisi di program Jiseok dan film pendek berjudul The Rootless Bloom (Rein Maychaelson) berkompetisi di Wide Angle. Sebagai salah satu pemain dalam 24 Jam Bersama Gaspar, aktris Laura Basuki mengungkap kegembiraannya saat mengetahui tahun ini banyak film Indonesia yang bisa tampil di BIFF.
"Saya senang kali ternyata ada banyak film Indonesia tahun ini yang ke BIFF. Ada Ario Bayu yang mewakili serial Gadis Kretek akan berangkat malam ini dan saya mewakili 24 Jam Bersama Gaspar juga premier di sana berangkat besok. Sangat senang merayakan film Indonesia bersama di Busan," kata Laura di kawasan Jakarta Selatan, Senin (2/10/2023).
Menurut Laura, acara festival seperti BIFF bisa menjadi pintu untuk menambah koneksi dan memamerkan karya-karya Indonesia ke kancah internasional. "Mungkin selama ini aksesnya cukup minim untuk orang luar bisa mengakses film Indonesia. Ini adalah salah satu cara bagaimana film maker Indonesia memperlihatkan karya-karyanya supaya ke depannya dapat menjadi pembuka jalan memamerkan Indonesia ke luar," ujarnya.
Sama halnya dengan Laura, aktor Ario Bayu juga akan berangkat ke BIFF sebagai perwakilan dari serial Gadis Kretek karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah yang akan ditayangkan dalam program Renaissance of Indonesian Cinema. Total akan ada dua episode yang akan ditayangkan.
Ario mengatakan acara ini bisa menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki film maker dan talenta yang cukup mumpuni untuk kancah internasioanal. "Saya yakin kalau dari 24 Jam Bersama Gaspar dan "Gadis Kretek", kami cukup bangga bahwa istilahnya kami bisa memamerkan karya-karya anak bangsa. Semoga mereka juga menerimanya dengan hal yang sama," kata Ario.