Senin 27 Oct 2025 18:18 WIB

Kasus Flu Melonjak 55 Persen, Pakar Ingatkan Potensi Varian Baru yang Lebih Bandel

Virus influenza varian baru yang muncul saat ini berpotensi tidak dikenali tubuh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita mengalami influenza (ilustrasi). Virus influenza patut diwaspadai karena memiliki potensi berevolusi yang sangat dinamis, termasuk bermutasi, melakukan rekombinasi, dan percampuran genetik antar varian dengan cepat.
Foto: www.freepik.com.
Wanita mengalami influenza (ilustrasi). Virus influenza patut diwaspadai karena memiliki potensi berevolusi yang sangat dinamis, termasuk bermutasi, melakukan rekombinasi, dan percampuran genetik antar varian dengan cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus influenza di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam sebulan terakhir. Merujuk data Kementerian Kesehatan RI per 9 Oktober 2025, jumlah pasien positif influenza pada pekan ke-40 meningkat hingga 55 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Guru Besar Mikrobiologi Klinik UGM, Prof Tri Wibawa, mengatakan mobilitas masyarakat yang kembali tinggi pascapandemi Covid-19 serta perubahan musim menjadi faktor yang memengaruhi pola penyebaran penyakit. Menurutnya, virus influenza patut diwaspadai karena memiliki potensi berevolusi yang sangat dinamis, termasuk bermutasi, melakukan rekombinasi, dan percampuran genetik antar varian dengan cepat.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

"Hal tersebut memungkinkan munculnya varian baru yang dapat menurunkan efektivitas kekebalan populasi, baik dari vaksin maupun infeksi sebelumnya. Penurunan efektivitas kekebalan ini terjadi melalui mekanisme yang dikenal dengan antigenic drift dan antigenic shift," kata Prof Tri dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (27/10/2025).

la menjelaskan respons kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda, tergantung pengenalan terhadap komponen virus sebelumnya. Virus influenza varian baru yang muncul saat ini berpotensi tidak dikenali tubuh sehingga kekebalan terlambat merespons.

"Efek perlindungan vaksin atau kekebalan alami dapat berupa terhindar dari penyakit, atau jika terinfeksi gejalanya tidak terlalu berat," ujar Prof Tri.

Untuk pencegahan, ia mendorong program vaksin influenza yang diperbarui setiap musim berdasarkan pemantauan global terhadap strain virus. Kelompok rentan termasuk lansia dan pasien dengan penyakit komorbid, perlu mendapat perlindungan dan edukasi mengenai influenza.

"Pemerintah harus edukasi dan sosialisasi untuk menghindari berita hoaks. Tingkatkan akses vaksin terutama bagi kelompok rentan, lalu dotong partisipasi masyarakat pada vaksinasi melalui tokoh masyarakat, peningkatan sistem pelaporan penyakit influenza, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat," kata dia.

Selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, agar terhindar dari virus influenza, Prof Tri menyarankan untuk menghindari kontak erat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit flu. Kemudian gunakanlah masker jika merasa sakit supaya tidak menular, serta menerapkan etika batuk dan bersin yang baik.

"Jaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang seperti sayur, buah, danprotein. Cukup tidur dan kelola stress, serta rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement