Ahad 16 Nov 2025 14:45 WIB

Konser 'Suarasmara' Andien: Memutar Waktu, Merangkum 25 Tahun Mimpi dan Nada

Bagi Andien, konser ini bukan pencapaian pribadi, melainkan perjalanan bersama.

Penyanyi Andien dalam konser Suarasmara: 25 Years of Musical Celebration di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (15/11/2025).
Foto: Dok. Republika/Havid Al Vizki
Penyanyi Andien dalam konser Suarasmara: 25 Years of Musical Celebration di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (15/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Andien menyulap Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (15/11/2025) malam menjadi sebuah manifestasi impian. Andien, menggelar konser tunggalnya yang bertajuk "Suarasmara: 25 Years of Musical Celebration".

Acara ini bukan hanya menandai seperempat abad perjalanannya di industri musik, tetapi juga untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-40, sebuah momen ganda yang membuat seluruh suasana terasa istimewa dan penuh haru. Sejak tirai panggung dibuka, vibes konser sudah terasa ceria, stylish, dan sangat teatrikal.

Baca Juga

Konser dibuka dengan iringan megah dari Tohpati Jazz Orchestra, yang seketika memberikan nuansa broadway modern. Lampu panggung yang didominasi warna merah muda dan magenta menyambut Andien dengan lagu pembuka “Moving On”. Seketika, penonton dibawa ke dalam tontonan visual yang memukau.

Panggung disulap menjadi kanvas dinamis. Pada segmen awal, Andien tampil dengan fashion yang mencerminkan semangat ceria namun artsy. Ia mengenakan gaun putih pendek yang edgy, dikelilingi penari yang membawa properti menyerupai awan, sebuah visual yang sangat whimsical dan dreamy, sesuai dengan vibes lagu "Let It Be My Way" dan "Bernyanyi Untukmu".

Setelah set pembuka yang penuh energi, Andien menyapa para penggemar, matanya berkaca-kaca karena terharu melihat penonton yang hadir.

"Selamat datang di konser 'Suarasmara: 25 Years of Musical Celebration'," kata Andien.

"Selamat datang di malam penuh kegembiraan, 25 tahun, rasanya kayak baru kemarin pertama kali rekaman album pertama, ternyata udah 2,5 dekade yang lalu. Ini bukan sindrom milenial, tapi beneran rasanya kayak baru kemarin," ujarnya lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement