Sabtu 15 Nov 2025 16:13 WIB

Lima Kesalahan Sarapan yang Diam-Diam Picu Kenaikan Berat Badan

Kesalahan mendasar yang kerap terulang adalah kegagalan mengontrol ukuran porsi.

Menu sarapan (ilustrasi). Menurut ahli gizi, ada lima kesalahan sarapan yang bisa merusak kesehatan dan regimen kebugaran.
Foto: www.freepik.com.
Menu sarapan (ilustrasi). Menurut ahli gizi, ada lima kesalahan sarapan yang bisa merusak kesehatan dan regimen kebugaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi banyak orang, sarapan dianggap sebagai ritual wajib untuk memulai hari. Namun, seiring bertambahnya usia, kebiasaan sarapan yang kita jalani mungkin justru menjadi penghalang utama dalam upaya menjaga berat badan ideal; bahkan tanpa disadari, menjadi pemicu kenaikan berat badan.

Setelah usia 40 tahun, tubuh kita mengalami perubahan signifikan, terutama pada laju metabolisme. Ahli gizi Sarah Garone mengatakan seiring bertambahnya usia, metabolisme kita cenderung melambat. "Jadi jangan heran jika, setelah 40 tahun, Anda tidak bisa mengonsumsi sarapan tinggi kalori tanpa hal itu berkontribusi pada berat badan Anda,” ujar Garone dikutip dari laman Eat This Not That pada Sabtu (14/11/2025).

Baca Juga

Menyadari hal ini, kita perlu mengevaluasi ulang piring sarapan kita. Berikut adalah lima kesalahan sarapan yang bisa merusak kesehatan dan regimen kebugaran Anda:

1. Mengabaikan kontrol porsi

Kesalahan mendasar yang sering terulang adalah kegagalan untuk mengontrol ukuran porsi, terutama saat kebutuhan diet kita berubah seiring bertambahnya usia. Garone memperingatkan bahwa mengabaikan ukuran porsi sama bahayanya dengan pilihan makanan yang salah.

“Sama seperti pada makanan lain, kontrol porsi adalah kunci saat sarapan,” kata dia.

Ia menyarankan agar kita tidak sekadar mengira-ngira porsi makanan. Alih-alih mengukur dengan mata, akan lebih baik jika kita mulai menggunakan panduan porsi yang tertera pada kemasan atau alat ukur spesifik seperti cangkir takar untuk memastikan jumlah yang kita konsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh yang telah melambat metabolismenya.

2. Berlebihan mengonsumsi gula tambahan

Sarapan sering kali menjadi makanan yang paling jenuh gula. Mulai dari sereal manis, pastri, hingga makanan sarapan instan lainnya. Garone mengatakan gula sederhana yang terkandung dalam makanan-makanan ini cenderung tidak memberikan rasa kenyang yang lama.

“Gula sederhana seperti yang ada pada makanan-makanan ini tidak terlalu mengenyangkan,” kata dia.

Gula dicerna dengan sangat cepat, memberikan lonjakan energi instan, tetapi segera diikuti oleh penurunan energi yang membuat kita lapar lagi di pertengahan pagi. Solusinya? Tukar pilihan tinggi gula dengan sesuatu yang kaya serat dan protein untuk sarapan yang dapat menjaga Anda tetap kenyang hingga waktu makan siang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement