Sabtu 15 Nov 2025 15:00 WIB

Enam Kebiasaan Makan yang Mengecilkan Perut Buncit Setelah Usia 45

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh cenderung melambat.

Mengecilkan perut buncit (ilustrasi). Ahli gizi membagikan enam kebiasaan makan sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari untuk meratakan perut buncit setelah usia 45 tahun.
Foto: www.freepik.com
Mengecilkan perut buncit (ilustrasi). Ahli gizi membagikan enam kebiasaan makan sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari untuk meratakan perut buncit setelah usia 45 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah perut buncit atau yang sering disebut belly overhang (kondisi di mana ada kelebihan lemak menumpuk di area perut) adalah keluhan yang sangat umum terjadi. Utamanya, setelah seseorang memasuki usia 45 tahun.

Tantangan ini sering kali dirasakan oleh wanita pascamelahirkan, individu yang mengalami penurunan berat badan signifikan, atau mereka yang mulai merasakan dampak penuaan dan faktor genetik. Meskipun penuaan adalah proses alami, bukan berarti kita tidak bisa melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan, sekaligus memperbaiki penampilan area perut.

Baca Juga

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh cenderung melambat, dan hormon kortisol serta insulin menjadi sangat dominan dalam mendorong penimbunan lemak, khususnya di area perut. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup, terutama kebiasaan makan, menjadi kunci utama untuk mengatasi masalah ini.

Ahli gizi sekaligus Pendiri dari Inner Health and Wellness, Sahar Berjis, membagikan enam kebiasaan makan sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari untuk meratakan perut buncit setelah usia 45 tahun. Langkah-langkah ini fokus pada menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme, dan mengelola hormon stres, yang semuanya merupakan pemicu utama penumpukan lemak perut. Berikut penjelasannya:

1. Sarapan kaya protein dan serat

Memulai hari dengan asupan nutrisi yang tepat dapat memberikan dampak besar pada upaya penurunan berat badan dan kesehatan secara keseluruhan. Berjis menekankan pentingnya memilih sarapan yang mampu memberikan energi berkelanjutan, alih-alih makanan yang justru menyebabkan penurunan energi secara drastis di pertengahan pagi.

Sarapan yang didominasi gula atau karbohidrat sederhana dapat memicu lonjakan gula darah, yang kemudian memicu pelepasan insulin berlebih dan pada akhirnya mendorong tubuh menyimpan lemak. Berjis menyarankan sebuah formula yang kuat untuk memulai hari. "Mulailah hari Anda dengan protein dan serat untuk menstabilkan kadar gula darah dan kortisol, sehingga mengurangi penyimpanan lemak," ujarnya dikutip dari laman Eat This Not That pada Sabtu (15/11/2025).

Protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sementara serat membantu menjaga kestabilan gula darah dan mendukung kesehatan pencernaan. Kombinasi ini efektif menekan hormon yang mendorong penimbunan lemak sejak pagi hari.

2. Minum cuka sari apel

Meningkatkan kualitas pencernaan adalah kunci untuk pembakaran lemak yang lebih efektif. Berjis menyarankan untuk memanfaatkan bahan alami yang dapat membantu proses tersebut.

Salah satu bahan yang direkomendasikan adalah cuka sari apel. Cuka sari apel (atau natural bitters lainnya) memiliki peran penting dalam meningkatkan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan. Hal ini tidak hanya memperlancar proses pencernaan makanan, tetapi juga memastikan tubuh mampu menyerap nutrisi penting secara maksimal.

Berjis menyarankan praktik ini sebelum makan. "Gunakan natural bitters atau cuka sari apel sebelum makan untuk meningkatkan pencernaan, penyerapan nutrisi, dan metabolisme lemak," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement