REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penderita saraf terjepit memiliki opsi yang lebih nyaman ketika harus menjalani operasi. Dengan teknik Endoscopic Spine Surgery (ESS) alias bedah tulang belakang endoskopi, pemulihan pascaoperasi relatif lebih cepat.
"Setelah tindakan selesai, pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan ringan seperti duduk atau berjalan untuk mempercepat pemulihan," kata Jephtah FL Tobing, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan tulang belakang RS Siloam Lippo Village Tangerang pada acara media gathering di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (18/12/2023).
Dokter Jephtah mengatakan gangguan tulang belakang seperti saraf terjepit merupakan kondisi adanya penyempitan otot atau saraf yang dapat ditangani dengan fisioterapi dan pemberian obat hingga operasi. Ketika seseorang merasakan nyeri di pinggang hingga sebelah kakinya mengalami sakit maka itu harus dilakukan operasi tulang belakang endoskopi.
"Sebab, bantalan tulang belakang sudah bergeser dan harus diangkat," kata dr Jephtah.
Dokter Jephtah menuturkan, seseorang yang mengalami gangguan saraf terjepit harus segera ditangani sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah pada saraf tulang belakangnya. Penanganan saraf terjepit tentunya telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
Meskipun tindakan bedah tulang belakang endoskopi telah dilakukan pada beberapa dekade yang lalu, tindakan ini menunjukkan peningkatan permintaan karena terdapat inovasi terbaru, yakni operasi tulang belakang endoskopi (ESS). Prosedur ESS saat ini dilakukan dengan menggunakan teropong untuk mengakses area tulang belakang dengan pendekatan minimal invasive surgery.