REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saraf kejepit memang biasanya menyerang orang–orang yang memiliki risiko tinggi, salah satunya yaitu para pekerja. Apa saja jenis pekerjaan yang berisiko alami saraf terjepit?
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, dr Asrafi Rizki Gatam Spine mengungkapkan beberapa pekerjaan seperti kuli bangunan, pengantar galon air, hingga pekerja pabrik dan logistik memiliki rutinitas yang membuat mereka terbiasa untuk sering mengangkat beban berat. Tanpa disadari hal ini menjadi salah satu risiko yang dapat menyebabkan orang mengalami low back pain dan saraf terjepit.
"Namun meski begitu, ini bukan berarti saraf terjepit hanya terjadi pada pekerja lapangan, pekerja kantoran juga memiliki risiko tersendiri yang dapat menyebabkan mereka bisa mengalami low back pain dan saraf terjepit," ujarnya dalam “Temu Jurnalis” dengan tema: penanganan saraf kejepit terkini untuk para pekerja, Rabu (20/12/2023).
Ia mengatakan pekerja kantoran menghabiskan sebagian waktunya duduk di kursi, dimana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang dibandingkan pada saat berdiri. Risiko tersebut bisa saja meningkat jika pekerja tersebut juga memiliki risiko-risiko yang lain seperti usia lanjut atau memiliki berat badan berlebih.
"Ini mengapa saraf terjepit hingga saat ini menjadi salah satu gangguan tulang belakang yang cukup menganggu," ujarnya.
Pencegahan terjadinya saraf terjepit pada pekerja kantoran.
1. Mengubah sikap, baik sikap ketika bekerja, duduk, dan ketika berdiri
Duduk yang baik adalah posisi kursi, harus memiliki kursi yang ergonomi, kursi harus bisa diatur tinggi rendahnya. Kursi harus memiliki lumbar support. Kursi juga harus memiliki arm rest.
"Nomor satu yang harus diubah itu dulu karena ketika orang yang bekerja dibelakang meja, dia akan duduk disitu dalam jangka waktu yang lama," katanya.
Posisi duduk ideal adalah....