Kamis 21 Dec 2023 22:06 WIB

Pekerja Kantoran Perlu Waspada, Duduk Terlalu Lama Bisa Picu Saraf Terjepit

Mayoritas kasus saraf terjepit terjadi akibat kelemahan otot.

Nyeri pada pinggang. Setelah duduk 1,5 jam bergeraklah selama 15 menit.
Foto: Freepik.com/yanalya
Nyeri pada pinggang. Setelah duduk 1,5 jam bergeraklah selama 15 menit.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Orang yang duduk di kursi dalam waktu lama tanpa diimbangi dengan gerakan maupun olahraga berpotensi terkena Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Kondisi ini juga terkenal dengan istilah saraf terjepit.

"Pekerja kantoran menghabiskan sebagian waktunya duduk di kursi, di mana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang dibandingkan pada saat berdiri. Ini juga bisa terjadi saraf terjepit," kata dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang Eka Hospital BSD Tangerang Selatan, dr. Asrafi Rizki Gatam di Tangerang, Banten, Rabu (20/12/2023).

Baca Juga

Asrafi menyarankan kepada masyarakat yang banyak bekerja menghabiskan waktu dengan duduk agar mengimbangi dengan gerakan. Contohnya, jika sudah duduk selama 1,5 jam maka perlu bergerak selama 15 menit.

Ciri dan gejala penyakit saraf kejepit sangat khas, yaitu adanya nyeri yang menjalar dari leher sampai ke tangan, terasa kebas, kesemutan, hingga terasa terbakar. Penderita juga dapat merasakan sensasi kesetrum yang sifatnya terus-menerus dan tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang.

Secara umum, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena saraf terjepit. Usia semakin tua, berat badan berlebih, dan riwayat keluarga pernah mengalami saraf terjepit termasuk faktor risikonya.

"Saraf kejepit dapat terjadi pada hampir setiap bagian tulang seperti kaki hingga leher, namun biasanya paling sering terjadi pada tulang punggung bagian bawah. Saraf kejepit dapat menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, hingga kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau kedua kaki," ujarnya.

Asrafi menjelaskan, saraf terjepit merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih. Alhasil, bantalan yang terletak di antara tulang belakang mengalami kerusakan.

"Sekitar 70-80 persen kasus saraf terjepit terjadi akibat dari kelemahan otot, yang di mana ini terjadi karena seseorang jarang melatih ototnya dengan berolahraga," ujarnya.

Mengatasi saraf terjepit kini sudah dimudahkan dengan adanya kemajuan metode dan teknologi untuk mengatasi masalah tulang belakang seperti low back pain dan saraf terjepit, yaitu melalui endoskopi tulang belakang. Endoskopi merupakan sebuah teknologi berbentuk selang kecil yang dilengkapi dengan kamera dan lampu sorot di ujungnya yang digunakan untuk melakukan inspeksi ke bagian dalam tubuh tanpa harus melakukan pembedahan besar.

Penggunaan endoskopi hanya memerlukan luka sayatan kecil sebesar 1-2 sentimeter. Proses operasi serta pemulihan pasca operasi pun menjadi lebih efisien dan cepat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement