Selasa 24 Oct 2023 17:52 WIB

Saraf Terjepit Ketika Hamil, Seberapa Bahaya?

Ibu hamil harus mewaspadai jika mengalami nyeri dahsyat di bagian tubuh tertentu.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Ibu hamil (ilustrasi). Dokter mengimbau ibu hamil mewaspadai saraf terjepit.
Foto: Republika/Mardiah
Ibu hamil (ilustrasi). Dokter mengimbau ibu hamil mewaspadai saraf terjepit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada ibu hamil, merasakan pegal-pegal dan nyeri pada beberapa bagian tubuh mungkin sudah jadi hal biasa. Tidak jarang saat hamil tubuh akan merasakan rasa tidak nyaman akibat adanya perubahan pada struktur dan bentuk tubuh yang tentunya bisa berdampak pada kenyamanan tubuh ibu dalam mengandung.

Namun apa yang sebenarnya terjadi jika ibu hamil tiba-tiba mengalami nyeri dahsyat pada bagian tubuh tertentu seperti punggung bagian bawah atau salah satu kaki? Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, konsultan tulang belakang Eka Hospital Cibubur, dr Omar Luthfi, SpOT (K) Spine menyarankan ibu hamil waspada karena bisa jadi itu adalah gejala awal dari saraf terjepit yaitu salah satu gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada masa hamil.

Baca Juga

"Saraf terjepit merupakan gangguan pada saraf yang terjadi ketika saraf pada tubuh terjepit dari tekanan organ di sekitarnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/10/2023).

Ia mengungkapkan kondisi ini paling sering terjadi di bagian punggung bawah, namun tidak menutup jika bisa terjadi di bagian manapun dalam tubuh kita, seperti kaki, pergelangan tangan, hingga leher. Adapun beberapa gejala saraf terjepit yang bisa dirasakan saat hamil, seperti nyeri pada punggung bagian bawah yang menjalar ke kaki, rasa kesemutan pada bagian tubuh tertentu, mati rasa, hingga kelumpuhan.

Menurutnya, ibu yang sedang mengandung diketahui akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami saraf terjepit, kenapa ini bisa terjadi? Ini terjadi karena saat sedang hamil, tubuh wanita akan mengalami perubahan tidak pada fisik saja, namun juga pada produksi hormon. "Sehingga selain dari beban tubuh yang bertambah, perubahan hormon pada ibu hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya produksi hormon relaksin," ujarnya.

Peningkatan hormon ini menyebabkan penghubung antartulang (ligamen) menjadi lebih longgar. Ketika ligamen melonggar, salah satu saraf yang ada di tulang belakang (skiatik) dapat terjepit. Saraf kejepit juga juga dapat ditingkatkan risiko karena beberapa faktor seperti berat badan, seseorang yang memiliki berat badan berlebih diketahui lebih berisiko untuk mengalami saraf kejepit karena berat badan menyebabkan tulang belakang menerima tekanan ekstra.

Faktor lainnya adalah genetik, beberapa orang memiliki keturunan genetik yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami saraf kejepit. Ia mengatakan, biasanya nyeri punggung saraf kejepit yang tidak terlalu parah (ringan) dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus melakukan operasi selama 4 hingga 6 pekan hanya dengan beristirahat yang cukup dan pelaksanaan terapi seperti fisioterapi, rehabilitasi medik, hingga akupuntur.

Namun jika saraf terjepit sudah menyebabkan gejala yang berat seperti kelumpuhan atau kelemahan, maka dokter dapat merekomendasikan tindakan operasi untuk mengatasi saraf terjepit. Salah satu penanganan yang bisa dilakukan yaitu endoskopi tulang belakang.

"Endoskopi tulang belakang adalah metode terkini dalam dunia kedokteran dalam mengatasi masalah tulang belakang seperti saraf terjepit," jelasnya.

Metode ini menggunakan teknologi endoskopi, yaitu sebuah selang panjang berdiameter kecil (≤ 1 cm) yang dilengkapi dengan kamera dan lampu di ujungnya untuk melihat tubuh di bagian dalam. Endoskopi tulang belakang bekerja dengan dimasukan melalui sayatan kecil dan digunakan untuk melihat bagian tubuh yang bermasalah, dan dalam saraf terjepit endoskopi digunakan untuk melihat bagian tubuh yang menjepit saraf. Metode ini dapat digunakan oleh dokter untuk mengevaluasi lebih lanjut kondisi tulang belakang pasien, dengan begitu dokter bisa menentukan tindakan lanjutnya.

Ada banyak jenis endoskopi tulang belakang, seperti PELD, PETD, PECD, hingga BESS. Setiap jenis endoskopi tulang belakang memiliki fungsi dan kelebihannya masing-masing dan perlu evaluasi dari dokter sebelum menentukan metode mana yang paling cocok dilakukan untuk menangani saraf terjepit yang dimiliki pasien. Lakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis ortopedi atau konsultan tulang belakang untuk mendapatkan konsultasi lebih lanjut sehingga saraf terjepit bisa teratasi dengan cepat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement