Senin 04 Sep 2023 17:42 WIB

Gangguan Konsentrasi dan Hiperaktif Bisa Terdeteksi dari Rambut, Caranya?

Salah satu contoh dari perilaku repetitif ADHD ini adalah menarik-narik rambut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
ADHD ternyata bisa memunculkan gejala yang tak biasa seperti trikotilomania. Trikotilomania dikenal juga sebagai sebuah gangguan yang membuat penderitanya terus menarik rambut/ilustrasi
Foto: Flickr
ADHD ternyata bisa memunculkan gejala yang tak biasa seperti trikotilomania. Trikotilomania dikenal juga sebagai sebuah gangguan yang membuat penderitanya terus menarik rambut/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) kerap memunculkan gejala yang umum diketahui, seperti kesulitan untuk fokus atau duduk dengan tenang. Di samping gejala-gejala umum, ADHD ternyata bisa memunculkan gejala yang tak biasa seperti trikotilomania.

Trikotilomania dikenal juga sebagai sebuah gangguan yang membuat penderitanya tak bisa menahan diri untuk menarik-narik rambut. Kondisi ini bisa memunculkan spot-spot kebotakan di kepala.

Baca Juga

Laporan terbaru dari India mengungkapkan bahwa trikotilomania bisa menjadi salah satu pertanda dari ADHD pada orang dewasa. Laporan ini didasarkan pada kasus ADHD yang diidap oleh seorang wanita berusia 25 tahun.

Wanita tersebut mulanya datang ke dokter dengan keluhan tak bisa menahan diri untuk menarik-narik rambutnya sendiri. Sang wanita bisa menarik rambutnya sendiri hingga 10 kali dalam sehari. Kondisi ini membuat sang wanita memiliki beberapa area kebotakan di kepalanya.

Di saat yang sama, sang wanita juga kerap merasa gelisah dan sering berjalan mondar-mandir di dalam ruangan. Tak hanya itu, sang wanita juga mengalami gangguan depresi mayor, gangguan makan bulimia dan gangguan makan yang berlebihan yang disertai dengan dorongan untuk melakukan olahraga secara berlebihan.

Berdasarkan serangkaian pemeriksaan, sang wanita didiagnosis dengan ADHD. Menurut tim dokter, keluhan trikotilomania pada penderita ADHD bisa disebabkan oleh kadar dopamin yang rendah. Dopamin merupakan zat kimia di otak yang mengatur suasana hati serta motivasi.

Seperti diketahui, penderita ADHD kerap memiliki kadar dopamin yang rendah. Kondisi ini sering kali mendorong penderita ADHD dewasa untuk melakukan beragam aktivitas yang bisa meningkatkan dopamin. Terkadang, aktivitas ini bisa berupa konsumsi makanan berlebih, melakukan hubungan seksual yang berisiko, hingga penyalahgunaan narkoba.

Tak jarang, penderita ADHD juga melakukan perilaku yang repetitif untuk bisa mencapai peningkatan dopamin. Salah satu contoh dari perilaku repetitif ini adalah menarik-narik rambut.

Selain kadar dopamin yang rendah, trikotilomania juga bisa dialami oleh penderita ADHD karena mereka kesulitan untuk mengatur emosi. Alasannya, menarik-narik rambut dapat menjadi strategi untuk mengelola emosi negatif, seperti stres.

Menurut tim dokter, kemunculan trikotilomania pada pasien wanita dalam laporan terbaru ini dipicu oleh stres. Sang wanita disebut mengalami stres karena sedang dalam masa ujian di kampusnya.

Tim dokter lalu memberikan terapi berupa obat antidepresan untuk meningkatkan kadar dopamin dan serotonin sang pasien wanita. Akan tetapi, obat tersebut belum berhasil mengatasi keluhan trikotilomania yang dialami sang pasien. Saat ini, sang pasien masih menjalani terapi obat-obatan dan terapi perilaku kognitif untuk mengatasi keluhan trikotilomania tersebut.

Selain trikotilomania, orang dewasa dengan ADHD juga bisa mengalami 18 gejala lain. Berikut ini adalah gejala-gejala ADHD pada orang dewasa yang patut dikenali, seperti dilansir The Sun pada Senin (4/9/2023):

1. Kurang perhatian

2. Memiliki rentang fokus atau perhatian yang pendek dan mudah terdistraksi

3. Kerap membuat kesalahan yang ceroboh

4. Mudah lupa atau kehilangan barang

5. Sulit untuk bertahan dalam mengerjakan tugas yang terasa membosankan atau menyita waktu

6. Sulit untuk mendengarkan atau menjalankan instruksi

7. Selalu mengubah aktivitas atau tugas yang sedang dikerjakan

8. Sulit untuk mengelola tugas-tugas

9. Hiperaktif dan impulsif

10. Sulit untuk duduk diam, terutama dalam situasi yang tenang atau sepi

11. Sering melakukan gerakan sama terus-menerus atau bergerak gelisah

12. Sulit untuk berkonsentrasi saat melakukan tugas

13. Melakukan gerakan fisik berlebih

14. Bicara berlebih

15. Bertindak tanpa berpikir

16. Kerap memotong percakapan

17. Hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki perasaan terhadap bahaya

18. Suasana hati mudah berubah, mudah marah, dan mudah kesal 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement