Selasa 31 Jan 2023 10:00 WIB

Vape Ternyata Lebih Berbahaya Dibandingkan Rokok Konvensional, Ini Sebabnya

Penggunaan vape dapat meningkatkan peradangan paru.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Orang yang sering nge-vape lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.
Foto:

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

PPOK menggambarkan kondisi paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas, seperti emfisema dan bronkitis kronis. Gejala utama PPOK meliputi peningkatan sesak napas, batuk tak berkesudahan disertai dahak, infeksi dada yang sering, dan mengi yang terjadi terus-menerus.

Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris, tanpa pengobatan, gejala PPOK akan semakin memburuk. Orang yang memiliki gejala PPOK berkepanjangan, khususnya jika berusia di atas 35 tahun, sangat disarankan untuk menemui dokter umum jika mereka merokok atau pernah merokok.

NHS menyarankan agar perawatan dilakukan secepat mungkin sebelum paru-paru rusak secara signifikan. Sebab, kemungkinan mengembangkan PPOK meningkat semakin banyak orang merokok dan semakin lama orang merokok.

Meskipun kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh PPOK bersifat permanen, pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit. Perawatan nya dapat mencakup inhaler dan obat-obatan untuk membantu mempermudah pernapasan, dan rehabilitasi paru. Orang yang menderita PPOK sangat disarankan untuk berhenti merokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement