Kamis 11 Nov 2021 12:37 WIB

Rekor Dunia: Bayi Paling Prematur yang Bertahan Hidup

Bayi di Amerika Serikat yang lahir prematur itu kini telah berusia 16 bulan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Curtis, pemegang rekor dunia bayi paling prematur yang bertahan hidup, dipangku ibunya Michelle Butler. Curtis kini berusia 16 bulan.
Foto:

Menyelamatkan bayi prematur

Nyawa bayi yang lahir pada usia 22 minggu kini kemungkinan bisa diselamatkan. Kabar baik itu merupakan rekomendasi terbaru dalam praktik perawatan neonatal yang terbit pada 2019.

Selama ini, hanya bayi yang lahir pada usia 23 minggu atau lebih yang diberikan perawatan untuk menyelamatkan hidup mereka. Kini ada bukti bahwa mereka yang lahir lebih awal dapat bertahan hidup, meskipun hanya dalam jumlah kecil, menurut Asosiasi Perinatal Medicine Inggris (BAPM).

Sebagian besar bayi prematur akan meninggal, tetapi sepertiga dapat bertahan hidup dan bisa menjalani pengobatan. Prof Dominic Wilkinson, seorang konsultan neonatologi yang membantu menyusun pedoman, mengatakan bahwa sejak pedoman sebelumnya diterbitkan, kemajuan dalam perawatan berarti para dokter berusaha menyelamatkan hidup beberapa bayi yang lahir pada usia 22 minggu.

Wilkinson mengatakan, bukti dari kasus-kasus itu telah meyakinkan BAPM untuk memperbarui pedomannya. Dia mengatakan, ini merupakan berita fantastis bahwa beberapa bayi yang lahir pada tahap awal sekarang dapat selamat.

"Risiko yang sangat tinggi berarti tidak selalu tepat untuk melakukan perawatan medis intensif," ujarnya, dikutip BBC.

Selama bertahun-tahun, dokter dan tim kesehatan semakin mampu merawat ibu dan bayi. Steroid diberikan sebelum kelahiran untuk membantu meningkatkan fungsi paru janin.

Teknik ventilasi dan pencegahan infeksi pada bayi yang sangat prematur juga meningkat. Jumlah bayi yang sangat prematur yang dilahirkan di rumah sakit spesialis juga meningkat. Satu dekade lalu, hanya lebih dari setengahnya. Sekarang hampir 80 persen.

Bayi yang lahir sebelum 22 minggu dianggap tidak mungkin bertahan hidup karena parunya belum cukup berkembang. Pedoman itu mengatakan keputusan tentang apakah menawarkan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa tergantung pada keadaan bayi masing-masing.

Keputusan harus diambil oleh dokter spesialis saat memberikan konsultasi kepada orang tua bayi prematur.  Tetapi dikatakan bahwa perawatan intensif tidak akan sesuai untuk banyak bayi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement