Senin 03 Apr 2017 07:21 WIB

Daerah Mana di Indonesia yang Makanannya Paling Kaya Bumbu?

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Kuliner Indonesia yang kaya rasa membutuhkan banyak bumbu sebagai bahan dasarnya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kuliner Indonesia yang kaya rasa membutuhkan banyak bumbu sebagai bahan dasarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peneliti Gastronomi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Moerdijati Gardjito, mengatakan bumbu Indonesia dikenal yang terbaik di dunia. Oleh sebab itu, banyak negara-negara lain terutama Eropa rela mendatangi Indonesia demi mendapatkan kelezatan rempah-rempah di masa lalu.

Pada zaman dahulu, Kepulauan Maluku dikenal sebagai surganya rempah-rempah dunia. Namun sayangnya, penggunaan bumbu di wilayah ini justru lebih rendah dibandingkan Aceh dan Yogyakarta di masa kini.

“Yang perlu diberi perhatian adalah penggunaan bumbu di kepulauan rempah (Maluku), penggunaan bumbu justru jauh di bawah daerah kuliner yang lain yaitu hanya 52 macam,” ujar Moerdijati dalam Dialog Gastronomi Nasional Ke-2 bertemakan “From Food to Root: The Rise of Gastronomy Tourism” di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta.

Berdasarkan penelitian Moerdijati, Aceh menjadi daerah terbanyak menggunakan bumbu, yakni 123 macam. Kemudian disusul Yogyakarta dengan jumlah 119 macam dan Minang sekitar 78 jenis. Daerah paling sedikit menggunakan bumbu terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah 37 ragam.

Dari sejumlah bumbu yang digunakan masyarakat Indonesia, Moerdijati menyebutkan, terdapat lima jenis rempah terpenting, selain garam. Kelima rempah-rempah itu, seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah, lengkuas, dan daun salam.

Hal yang paling menarik, dia melanjutkan, penggunaan bawang merah justru paling menonjol di daerah Pantai Barat Sumatera. Kondisi ini kemungkinan besar karena pengaruh kuliner dari India yang banyak mendatangi wilayah itu. Sementara bawang putih berada di Pantai Timur Pulau Sumatera dan daerah Melayu-Singkawang akibat pengaruh dari Cina.

Untuk daerah Aceh, Moerdijati mengungkapkan, kulinernya lebih terpengaruh bumbu dari Arab, Persia, India, Kamboja dan Cina. Wilayah ini memang dianggap lebih maju karena lebih dahulu melakukan hubungan perdagangan di masa lalu. Karena banyaknya pengaruh yang diterima, maka wajar Aceh menjadi daerah lebih banyak  menggunakan bumbu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement