REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Situs perjalanan daring Cina dan Inggris telah melaporkan lonjakan permintaan liburan ke Inggris sejak negara tersebut memutuskan keluar dari Uni Eropa pekan lalu. Hal ini menjadi sebuah tanda bahwa "Brexit" yang menyebabkan penurunan dramatis mata uang poundsterling bisa mendongkrak pariwisata.
Agen perjalanan, jaringan hotel dan maskapai penerbangan mengatakan terlalu dini untuk menyatakan apakah banyaknya permintaan berdampak pada pemesanan dalam jangka panjang, namun ini sebagai pilihan tawaran destinasi wisata yang lebih murah.
Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa meninggalkan ekonomi terbesar kelima di dunia ini jelas menghadapi ketidakpastian yang mendalam. Mata uang pound turun ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade.
Tapi bagi wisatawan seperti Wen Zhihong, dari Chengdu Barat Cina, artinya nilai tukar mata uang akan lebih rendah. Dia sebenarnya merencanakan akan menghabiskan liburan bersama putrinya ke Prancis dan Italia, namun ia memutuskan untuk mengubah destinasinya.
"Sekarang tampaknya ide yang lebih baik untuk melakukan perjalanan adalah pergi ke Inggris," kata Wen, seorang pejabat universitas. Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya penurunan nilai mata uang pound membuat harga hotel, tiket pesawat dan belajaan akan jauh lebih murah ke Inggris.
(baca: Kalah di Piala Dunia Buat Warga Inggris Penasaran Liburan ke Islandia)
Ctrip.com, agen perjalanan daring terbesar di Cina, berusaha untuk memanfaatkan lonjakan harga, dengan alasan bahwa pekan ini liburan musim panas di Inggris bisa menjadi sepertiga lebih murah. Perusahaan tersebut mempromosikan dengan cara yang menarik seperti menari sambil menyebarkan selembaran, memakai kaos dengan tokoh Union Jack, dan orang china membuat slogan "Brexit: Perjalanan Murah", yang mengacu pada pound yang melemah.
Situs pencarian Travelzoo juga melihat peningkatan 35,3 persen dalam pencarian perjalanan dari AS ke Inggris dari 24 Juni sampai dengan 27 Juni 2016. Kemudian Student Universe situs pemesanan yang populer di kalangan anak muda melihat pencarian penerbangan dari Amerika Serikat ke Inggris naik dua kali lipat dari tahun lalu.
"(Orang-orang) yang mengubah pikiran mereka dan memilih untuk mengunjungi Inggris, karena dengan penurunan pound lebih murah bagi mereka untuk pergi ke sana untuk membeli sesuatu," kata seorang eksekutif senior di Beijing Utour International Travel Service. Dia mengatakan perusahaan itu mengajukan permohonan kursi maskapai lebih untuk mengakomodasi pemesanan tur ke Inggris, dikutip dari Malay Mail Online.