REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Peru menggemari karbohidrat seperti orang Indonesia. Faktor sama-sama hidup di negara tropis membuat kebiasaan makan di dua negara ini tidak jauh berbeda.
Bedanya kuliner Peru biasanya menggabungkan beberapa karbohidrat dalam satu piring makan. "Makan singkong dengan nasi dan lauk, itu biasa di Peru," ungkap Henry Sanjaya, pemilik restoran Pavela yang menyajikan menu Peru di Pondok Indah Mall.
Mereka yang baru pertama melihatnya mungkin akan merasa tak biasa. Tapi nasi dan singkong bisa berpadu lezat dalam sepiring pollo ala brasa. Menu ini merupakan ayam panggang dengan bumbu khas Peru yang disertai nasi dan singkong goreng. Nasinya bukan nasi putih biasa, melainkan nasi berbumbu mentega dan disertai rajangan daun ketumbar yang wangi.
Sedangkan singkongnya dipotong-potong seperti kentang goreng. Menyuap nasi berbumbu dengan singkong goreng dan ayam akan bertambah nikmat dengan cocolan saus aji verde. Inilah kata Henry sambalnya orang Peru. Aji verde berwarna kehijauan dengan rada pedas segar. Pedasnya agak seperti lada hitam, ciri khas cabai Peru.
"Makanan Peru itu harus ada yang nendang rasanya. Di sini rasa yang menonjol didapat dari pedasnya aji verde," ujar Henry. Selain itu rasa menonjol lain didapat dari penggunaan bumbu di ayam panggang. Pollo ala Brasa disebut Henry juga sebagai menu yang sangat populer di Peru yang terhidang hampir setiap saat di meja makan warganya.