Selasa 16 Feb 2016 14:39 WIB

Mengidolakan Seseorang? Waspada Jangan Sampai Obsesi

Rep: MG ROL 65/ Red: Hazliansyah
Fans BAP bikin sesak New York Time Square
Foto:

Remaja biasanya akan lebih sering melakukan hal-hal yang sangat ia sukai dan mengidolakan seorang tokoh. Terkadang, rasa kagum yang terlalu besar tidak bisa ditahan hingga menciptakan ketergantungan yang berlebihan terhadap tokoh idolanya.

Dikutip dari sains.me.com, hal ini timbul akibat pengaruh hormon dopamin yang terdapat pada tubuh manusia.

Hormon ini timbul akibat perasaan yang terlalu senang sehingga dapat menimbulkan tindakan yang berlebihan dan histeris.

Daniel Levitin dari McGill University di Montreall mengatakan, mendengar atau melihat sesuatu yang sangat disukai dapat merangsang hormon dopamin. Yaitu neurotransmitter yang terlibat dalam proses kesenangan dan kecanduan, sama seperti seorang yang sedang makan coklat dan memenangkan pertandingan.

Tentu perilaku semacam ini jika masih dalam tahap wajar, bukan sebuah masalah yang harus diperhatikan. Namun jika hal ini terlalu berlebihan dan mencapai tahap obsesi, perlu sangat diperhatikan.

Mengidolakan seseorang yang terlalu berlebihan dapat memberikan efek negatif bagi psikologis. Beberapa hal yang rusak akibat seseorang yang memiliki perasaan kagum atau mengidolakan seseorang yang terlalu berlebihan adalah; berkurangnya kreatifitas, membuat ekspetasi yang terlalu tinggi, menghalangi kebahagiaan, dan menguras keuangan.

Sehingga sebagai orang dewasa, kita perlu mengarahkan remaja agar tidak memiliki rasa kagum yang terlalu berlebihan. Sehingga perkembangan psikologi pada saat remaja tidak terganggu dan tidak akan memberikan dampak yang buruk ketika dewasa nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement