REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam setiap tahapan usia, anak membutuhkan stimulasi atau rangsangan yang berbeda. Begitupula bagi anak usia dini.
Stimulasi yang diberikan kepada anak usia dini harus sesuai dengan tahapan usianya. Hal itu diungkapkan oleh Psikolog Anak, Ine Indriani MPsi.
Menurutnya stimulasi anak usia dini adalah memberikan rangsangan (bahkan sejak di dalam kandungan) yang dilakukan dengan penuh kasih sayang melalui metode bermain yang menyenangkan yang berguna untuk merangsang area fisik (sistem syaraf, indera, motorik kasar dan halus), kognisi (daya pikir), emosi dan sosial anak usia dini.
Prinsip-prinsip stimulasi anak usia dini, seperti dijelaskan Ine adalah disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Dengan metode bermain dan dilakukan terutama oleh orang tua. "Orangtua hadir saat memberikan stimulasi," ujarnya kepada Republika Online, Rabu (22/1).
Selain itu, penggunaan bahan stimulasi yang aman bagi anak juga harus dilakukan secara terus-menerus dan bervariasi. Menurut Ine, rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan menyenangkan akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang kompleks dan merangsang kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
"Bayangkan Anda sedang belajar suatu pengetahuan atau kemampuan baru. Akan lebih mudah Anda mempelajari dalam suasana yang menyenangkan bukan? Demian pula juga dengan anak," ujar Ine.