Rabu 19 Nov 2025 13:15 WIB

Edukasi Gizi Jadi Cara Jitu Cegah Stunting Sejak Usia Dini

Penurunan angka stunting jadi program prioritas pemerintah

Pembekalan ilmu gizi untuk mencegah stunting
Foto: Universitas Esa Unggul
Pembekalan ilmu gizi untuk mencegah stunting

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Penguatan edukasi gizi bagi guru dan orang tua dinilai sebagai salah satu cara paling efektif untuk mencegah stunting pada anak usia dini. Melalui pemahaman yang benar tentang kebutuhan gizi, pola makan seimbang, serta kebiasaan hidup aktif, risiko gagal tumbuh dapat ditekan sejak di lingkungan keluarga maupun sekolah.

Upaya ini menjadi fokus rangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bertajuk SEMAI (Sehat, Energik, Mandiri, Aktif, Interaktif) yang melibatkan Universitas Esa Unggul (UEU) bersama guru-guru TK Islam Al Ishlah Jakarta di Kebayoran Lama. Program yang digelar sejak Oktober hingga November 2025 tersebut dirancang untuk memperkuat kapasitas guru sebagai komunikator gizi bagi anak prasekolah.

Ketua Tim PKM, Putri Ronitawati, menjelaskan bahwa edukasi gizi sering kali menjadi titik lemah dalam penanganan stunting di level sekolah. “Guru sebenarnya memegang peran sentral dalam membentuk kebiasaan makan anak. Karena itu, peningkatan kapasitas mereka penting agar pesan gizi yang disampaikan tepat dan mudah dipahami orang tua,” ujarnya.

Melalui pendekatan lintas keilmuan, tim pengabdi dari UEU memberikan pelatihan mulai dari pemahaman gizi seimbang, keamanan pangan, penyusunan menu sehat, pembuatan media pembelajaran gizi, hingga demonstrasi memasak. Aktivitas fisik anak juga diperkuat melalui pelatihan senam dan permainan gerak edukatif. Seluruh materi didukung modul digital, booklet gizi, meal plan, dan resep praktis yang dapat diakses guru secara offline.

Evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman dan keterampilan peserta. “Skor pengetahuan guru naik dari 72 menjadi 85 atau meningkat 19 persen,” kata Putri. Para guru mulai terbiasa membuat menu sehat, mengamati kebiasaan makan anak, serta mengedukasi orang tua terkait penyelenggaraan makanan bergizi di rumah.

Kepala TK Islam Al Ishlah menyampaikan apresiasi atas pendampingan program tersebut. Ia menyebut peningkatan kapasitas guru dan orang tua berkontribusi langsung pada perubahan perilaku makan anak. “Harapan kami, kegiatan seperti ini terus diperluas agar kesadaran hidup sehat tumbuh sejak usia dini,” ujarnya.

Program SEMAI menerapkan pola partisipatif mulai dari FGD, pelatihan, hingga pendampingan lapangan. Ke depan, pihak sekolah dan tim pengabdi berencana memperluas kerja sama dengan pemerintah agar edukasi gizi di PAUD dan TK dapat diterapkan secara lebih luas.

Putri menegaskan bahwa investasi pada edukasi gizi adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam mencegah stunting. “Ketika guru, sekolah, dan orang tua memahami kebutuhan gizi anak, perubahan perilaku bisa terjadi lebih cepat,” katanya.

Model pembelajaran berbasis sekolah seperti SEMAI diharapkan dapat direplikasi di lembaga PAUD lain sebagai bagian dari upaya membangun generasi Indonesia yang sehat dan siap menyongsong Generasi Emas 2045.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement