Rabu 19 Nov 2025 12:44 WIB

Anak Sulung Wajib Tahu, Apa Itu Eldest Daughter Syndrome? Bukan Cuma Merasa Relate

Sindrom ini merujuk pada istilah untuk pengalaman anak sulung khususnya perempuan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Putri sulung (kiri) (ilustrasi). Anak perempuan tertua memang kerap menjadi figur pengasuh informal di rumah mulai dari mengasuh adik, mengerjakan tugas rumah tangga, hingga menjadi tempat emosional bagi orang tua.
Foto: Dok. Freepik
Putri sulung (kiri) (ilustrasi). Anak perempuan tertua memang kerap menjadi figur pengasuh informal di rumah mulai dari mengasuh adik, mengerjakan tugas rumah tangga, hingga menjadi tempat emosional bagi orang tua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah eldest daughter syndrome (EDS) atau sindrom putri sulung masih kerap dibicarakan, terutama di kalangan perempuan yang tumbuh sebagai anak tertua. Banyak yang merasa relate dengan ini karena sejak kecil sering kali memikul tanggung jawab lebih besar, hingga dituntut lebih dewasa dan kuat.

Bagi sebagian orang, peran sebagai anak sulung bisa membantu membentuk kemampuan leadership. Namun bagi banyak perempuan, pengalaman tersebut juga menyisakan kecemasan, perfeksionisme, bahkan kesulitan menjalin hubungan saat dewasa.

Baca Juga

Lantas apa itu sindrom putri sulung? Menurut psikolog Kate Eshleman, sindrom ini sebetulnya bukanlah diagnosis resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. la menjelaskan, sindrom ini merujuk pada istilah sehari-hari untuk pengalaman anak sulung khususnya perempuan.

Eshleman menjelaskan, anak perempuan tertua memang kerap menjadi figur pengasuh informal di rumah mulai dari mengasuh adik, mengerjakan tugas rumah tangga, hingga menjadi tempat emosional bagi orang tua. Banyak yang kemudian merasa masa kecilnya tidak sepenuhnya mereka jalani karena beban tanggung jawab itu.

"Bahkan dalam keluarga yang memiliki kakak laki-laki, anak perempuan tertua tetap dapat menerima ekspektasi lebih besar karena stereotip dan norma gender yang menempatkan perempuan pada tugas pengasuhan dan pekerjaan domestik," kata Kate Eshleman seperti dilansir laman Cleveland Clinic, Rabu (19/11/2025).

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa anak perempuan pertama cenderung mengalami dewasa lebih awal, khususnya terkait pubertas adrenal. Pubertas adrenal ditandai perkembangan rambut tubuh, perubahan kulit, serta perubahan sosial dan kognitif.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement