Kamis 31 Jul 2025 13:20 WIB

Pssst.. Ini Rahasia Agar Anak Tumbuh Percaya Diri dan Mandiri Sejak Kecil

Kemandirian anak tak terbatas pada kemampuan fisik, tapi juga emosional dan sosial.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak mandiri belajar makan sendiri (ilustrasi). Melatih kemandirian anak bisa dimulai sedari dini, salah satunya saat anak memasuki usia taman kanak-kanak (TK).
Foto: Republika/Musiron
Anak mandiri belajar makan sendiri (ilustrasi). Melatih kemandirian anak bisa dimulai sedari dini, salah satunya saat anak memasuki usia taman kanak-kanak (TK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melatih kemandirian anak bisa dimulai sedari dini, salah satunya saat anak memasuki usia taman kanak-kanak (TK). Di fase ini, anak bisa mulai belajar melakukan berbagai hal secara mandiri, mulai dari memakai sepatu sendiri hingga menyampaikan emosinya.

Praktisi pendidikan anak usia dini sekaligus kepala sekolah TK Kirana Jagakarsa, Dian Hartiningsih, mengatakan kemandirian bukanlah kemampuan yang muncul begitu saja. Kemandirian anak dibentuk melalui proses, latihan, dan kepercayaan dari orang dewasa di sekitarnya.

Baca Juga

"Untuk dapat tumbuh mandiri, anak membutuhkan sosok orang dewasa atau pendamping baik itu orang tua, kakek-nenek, atau pengasuh, yang mengurus anak dengan penuh kepercayaan," kata Dian saat diwawancara di kantor Republika.co.id, Tebet, Jakarta Selatan, pada pertengahan Juli.

Menurutnya, meskipun anak belum sepenuhnya menguasai keterampilan tertentu, orang dewasa tetap perlu memberikan ruang bagi anak untuk mencoba sendiri. Aktivitas sederhana seperti makan, memakai pakaian, hingga menyelesaikan konflik kecil dengan teman, sebaiknya dilatih sejak dini.

Pengasuhan yang dilakukan dengan penuh kasih sayang dan rasa percaya akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri. "Kadang orang dewasa terlalu cepat turun tangan. Mau minum, diambilkan. Mau pergi, dipakaikan sepatu. Lama-lama anak jadi terbiasa dilayani, bukan belajar mandiri," kata dia.

Dian menyebut kemandirian anak tidak hanya terbatas pada kemampuan fisik, tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan emosional dan sosial. Anak yang terbiasa diberi kepercayaan cenderung lebih mampu mengenali perasaannya, mengatur emosi, dan menjalin hubungan yang sehat dengan teman sebayanya.

"Ketika anak marah atau sedih, dia tahu harus berbuat apa. Itu bagian dari regulasi emosi yang juga harus dilatih sejak dini," kata Dian.

Meski idealnya orang tua menjadi pendamping utama dalam proses ini, Dian memahami bahwa tidak semua orang tua memiliki waktu luang karena tuntutan pekerjaan. Namun demikian, ia menegaskan bahwa peran pendamping bisa dijalankan oleh siapa saja, asalkan memiliki pemahaman yang sama terkait pentingnya proses belajar anak.

"Yang terpenting adalah ada kesamaan persepsi di antara semua orang dewasa di sekitar anak, bahwa kemandirian itu butuh proses dan tidak bisa instan," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement