Rabu 15 Oct 2014 14:22 WIB
Laporan dari Jepang

Totoya Jawam, Kue dari Mangkok Sen no Rikyu

Kue Totoya Jawam
Foto: Republika/Didi Purwadi
Kue Totoya Jawam

REPUBLIKA.CO.ID, SAKAI -- Wagashi, panganan khas Jepang yang manis rasanya, memiliki aneka ragam. Salah satu turunannya yakni kue Totoya Jawam.

Saya bersama sejumlah jurnalis Asia Tenggara, Kamis (9/10), berkesempatan mengunjungi toko kue wagashi ‘Maruichi Kashiho’ dalam rangkaian acara ‘Sakai Asean Week 2014’. Toko kue yang berlokasi di Jalan O Shoji, Sakai, Osaka tersebut menjajakan sebanyak 20 jenis wagashi.

Tapi, toko milik Noma ini lebih terkenal sebagai toko penjual Totoya Jawam. ‘’Sebanyak 20-30 Totoya Jawam terjual setiap harinya,’’ kata Noma. ‘’Pernah terjual 200 Totoya jawam dalam sehari.’’

Dari segi rasa, Totoya Jawam juga manis seperti wagashi lainnya. Hanya ada sedikit aroma kayu manis. Bahan adonannya pun relatif sama yakni tepung terigu, gula, pewarna alami dan air. Isi adonannya juga berupa ulenan kacang merah yang manis rasanya.

Yang membedakan dari wagashi umumnya yakni ukuran Totoya Jawam lebih besar dan berbentuk mangkok.

‘’Bentuknya terinspirasi oleh mangkok teh Sen no Rikyu (pelopor upacara minum teh Jepang, red),’’ katanya.

Toko Maruichi Kashiho, yang sudah ada sejak 1895, semula hanya menjajakan wagashi yang umum.

Tapi, mereka mulai mencoba membuat Totoya Jawam pada 1907 setelah mendapat inspirasi usai melihat mangkok teh Sen no Rikyu.

Kini, kue yang proses pembuatannya membutuhkan waktu 40 menit itu menjadi andalan toko Maruichi Kashiho.

Dari 50 toko wagashi di Sakai, Maruichi Kashiho yang paling terkenal dengan Totoya Jawamnya.

Harganya pun lumayan mahal. Harga satu Totoya Jawam ukuran besar --seukuran piring-- seharga 1.600 yen atau Rp 160.000.

‘’Kue ini bisa tahan 20 hari. Tapi, jika sudah dibuka plastiknya, tahannya hanya bisa lima hari,’’ kata Noma.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement