REPUBLIKA.CO.ID, SAKAI -- Miyazato. Lelaki berusia 73 tahun itu duduk sendirian di ketinggian 110 meter. Matanya menatap kosong ke hamparan rumah dan gedung-gedung yang berserakan di Kota Sakai.
Tak jauh dari Miyazato, empat nenek gaul bercengkerama di ketinggian 110 meter sambil sesekali terdengar tawa cekikikan mereka. Chizuko Kawashima, salah satu dari mereka, tersipu malu ketika ditanya berapa usianya.
Chizuko Kawashima mendekati Ayumi Yamukawwa --pemandu dalam acara ‘Sakai Asean Week 2014'-- lalu menempelkan mulutnya ke telinga Ayumi sambil berbisik,’’71 tahun’’.
Chizuko Kawashima tersipu malu ketika kami melihatnya membisiki Ayumi yang memang sengaja kami minta untuk menanyakan berapa usianya Chizuko Kawashima. Itu pemandangan di sisi utara.
Di sisi selatan beda lagi. Sejumlah manula laki-laki dan perempuan terlihat asyik duduk-duduk di sebuah resto. Ada yang makan sendirian sambil menikmati pemandangan kota Sakai dari ketinggian 110 meter.
Ada juga yang asyik ngobrol dengan sesekali ‘menyentuh’ hidangan di depan meja mereka. Ada pula yang khusyu menyantap hidangan mereka.
Ya. Saya bersama sejumlah wartawan dari Asia Tenggara pada Kamis (9/10) siang itu sedang berada di Balai Kota Sakai, Sakai, Osaka.
‘’Total ketinggian gedung ini mencapai 110 meter. Tapi, tempat kita berdiri sekarang berada di ketinggian 80 meter,’’ ujar Hisanori Kato, penasehat pemerintahan kota Sakai, yang setia menemani kami sejak hari pertama acara ‘Sakai Asean Week 2014’ pada Rabu (8/10).
Kato pun mengatakan almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah berkunjung ke Sakai City Hall. Tapi, Kato lupa kapan tahun persisnya.
Berada di tengah kota dengan ketinggian mencapai 110 meter, gedung yang memiliki 21 tingkat itu memang menjadi lokasi yang pas untuk melihat pemandangan kota Sakai. Di sisi utara dan barat gedung, ada pemandang lima tumulus kaisar Jepang yang luasnya mencapai hektaren.
Yang terdekat lokasinya yakni tumulus Nintoku Tenno-Ryo Kofun. Dari ketinggian 110 meter gedung Balai Kota Sakai, tumulus Nintoku Tenno-Ryo Kofun yang berbentuk seperti lubang kunci itu terlihat luas. Makam itu kabarnya memiliki panjang 486 meter dan lebar 305 meter.
Tumulus yang terlihat paling jauh itu tumulus Nisanzai Kofun. Di antara keduanya, ada tiga tumulus lainnya yakni Richu Tenno-Ryo Kofun, Hanzei Tenno-Ryo Kofun, dan Itasuke kofun.
Sementara, di sisi selatan dan timur, pengunjung tidak hanya bersantap di atas ketinggian. Kita juga bisa menyaksikan pemandangan kota Sakai yang dikelilingi oleh barisan pegunungan.
Balai Kota Sakai hari itu semakin ramai karena ‘Sakai Asean Week 2014’ menggelar pameran foto. Ada sebanyak 100 foto yang bercerita tentang keindahan dari tiap negara Asia Tenggara. Dari Indonesia, saya sedikitnya melihat foto gadis Bali, Monas dan Candi Borobudur.
Chizuko Kawashima bersama ketiga saudara perempuannya sebenarnya datang ke Sakai City Hall untuk menggelar reunian. Tapi, mereka semakin bertambah senang karena bisa menyaksikan pameran foto.
‘’Saya sangat senang. Dari pameran foto ini, saya bisa melihat beraneka budaya,’’ kata Chizuko Kawashima yang mengaku ingin pergi ke Singapura.
''Saya senang melihat pemandangan kota Sakai dari atas,'' kata Miyazato kepada penerjemah yang saya minta untuk menanyakan alasannya pergi ke Balai Kota Sakai.
Saya bersama rombongan hanya punya waktu beberapa menit karena acara berikutnya sudah menanti: bermain Hyakunin Isshu.
Ketika menuju lift untuk turun, saya masih melihat Miyazato menatap jauh sambil sesekali melihat sekilas brosur yang ada di genggaman tangannya. Sementara, Chizuko Kawashima bersama ketiga saudaranya yang juga sudah nenek-nenek itu semakin terbuai dalam gelak tawa mereka.