Kamis 09 Oct 2014 07:30 WIB
Laporan dari Jepang

Bandara Kansai Menyapa Pelancong Muslim

Bandara Internasional Kansai.
Foto: Republika/Didi Purwadi
Bandara Internasional Kansai.

REPUBLIKA.CO.ID, SAKAI -- Pesawat Garuda Indonesia akhirnya mendaratkan ‘kakinya’ di Bandara Internasional Kansai, Osaka, Jepang setelah terbang selama sekitar 6,5 jam dari Jakarta. Sejuknya udara pagi musim gugur di Jepang langsung menyambut kami yang datang pada Rabu (8/10) pagi waktu setempat.

Kesan bersih, rapih nan modern langsung muncul ketika saya pertama kalinya menginjakkan kaki di bandara internasional yang terletak di pinggiran teluk Osaka tersebut. Tapi, ada yang lebih berkesan tentang Bandara Kansai: ‘ramah bagi pelancong muslim’.

Bandara ini boleh jadi bandara yang bersahabat bagi pelancong Muslim. Jika ingin salat, pengunjung Muslim dimanjakan dengan kehadiran tiga ruang shalat yang terletak di lantai tiga Terminal 1.

Satu ruang salat terletak di sayap utara Terminal 1 atau tepatnya Gate 16. Satu lagi di sisi sayap selatan Terminal 1 di dekat Gate 26. Dan, ruang salat ketiga berada di dekat lounge Korean Air.

Semua ruang salat itu didesain terpisah antara pria dan wanita dengan tempat wudhu yang nyaman. Ruang salat ini terbuka selama 24 jam.

Ada rak untuk menyimpan sajadah, mukena dan sarung serta buku-buku bacaan Islam. Ruang wudhunya pun terlihat bersih nan nyaman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagaimana dengan makanan dan minuman? Makanan bebas-babi dan minuman non-alkohol bertebaran di bandara yang didirikan pada 4 September 1994 ini. Ada tiga restauran yang menyajikan menu halal dan telah mendapat sertifikasi halal dari Malaysia Halal Consultations and Training Agency. Ada restauran U-don, Sojibo dan Oragasoba.

‘’Semuanya menyediakan menu berbahan dasar mie,’’ kata Ayumi Yamukawwa, panitia ‘Sakai Asean Week 2014’, yang datang menjemput kami. ‘’Hanya jenis mienya saja yang beda.’’

Restauran U-don terletak di lantai dua Terminal 1. Sementara, restauran Sojibo dan Oragasoba berada di lantai tiganya.

Selain ketiga resto itu, ada sekitar 15 restauran yang menyajikan menu halal meski belum mendapat sertifikasi halal. Ada juga toko makanan yang bebas produk makanan mengandung babi dan produk turunannya.

Sejumlah wartawan dari negara Asia Tenggara lainnya juga telah tiba. Ayumi dan Sakaya Nobuyuki, senior leader Budaya dan Pariwisata Pemerintah Kota Sakai, langsung mengantar kami ke tempat penginapan sebelum mengikuti agenda hari pertama dalam rangkaian acara ‘Sakai Asean Week 2014’.

Keliling Kota Sakai dengan naik trem kuno merupakan agenda hari pertama kami. Dan, Bandara Kansai memberi kesan pertama bagi saya bahwa kota pelabuhan ini ramah bagi pelancong Muslim. Yang pasti keberadaan pelancong Muslim telah diakui, setidaknya di bandara internasional Kansai ini.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement