Kamis 11 Dec 2025 22:27 WIB

Langkah Kecil yang Jadi Penyelamat, Kisah Andien dan Pentingnya Deteksi Dini Payudara

Andien menderita tumor payudara pada usia 16 tahun tapi cepat menjalani pengobatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Israr Itah
Penyanyi Andien Aisyah.
Foto: Republika/Prayogi
Penyanyi Andien Aisyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika sebagian besar remaja tenggelam dalam suka cita masa muda dan mimpi masa depan, penyanyi Andien Aisyah justru harus berhadapan dengan kenyataan yang tak mengenakkan. Ia menghadapi gangguan kesehatan yang seolah sepele dan tak nyata, tapi punya dampak dahsyat jika tak ditangani cepat. 

Usianya masih belia. Kala itu, Andien baru berumur 16 tahun. Tidak ada riwayat kanker dalam keluarganya. Informasi kesehatan pada masa itu juga belum semasif sekarang. Lengkap sudah kepelikannya.

Baca Juga

Namun, sebuah langkah sederhana menyelamatkan jalan hidup Andien. Mengenali perubahan pada tubuhnya jadi kuncinya. Sigap menindaklanjutinya jadi langkah penting berikutnya.

“Gejala yang aku rasakan waktu itu ada benjolan di payudara. Aku cerita ke ibu aku, dan sama ibu langsung dibawa ke dokter untuk diperiksa. Setelah konsultasi dan diperiksa, ternyata ada tumor,” kata Andien dalam wawancara dengan Republika.co.id pada akhir Oktober lalu.

Andien mengaku tidak benar-benar mengerti situasi yang dihadapinya kala itu. Namun dorongan sang ibu membuat ia tidak menunda pemeriksaan. Baginya, keputusan untuk segera mencari pertolongan medis adalah titik awal perjalanan cukup panjang menuju pemulihan.

“Kalau ditanya kenapa aku berani buat periksa dan nggak denial, mungkin karena dulu aku belum ngerti. Aku ikut aja apa kata ibuku,” ujarnya.

Diagnosis itu diikuti dengan rangkaian terapi dan pemulihan. Meski pada usia begitu muda ia harus menghadapi ketakutan dan ketidakpastian, Andien bersyukur tidak pernah sendirian. “Dukungan sekitar itu sangat penting banget buat pejuang kanker. Aku bersyukur punya orang tua yang support dan selalu ada,” katanya.

Pengalaman tersebut menjadi fondasi kepeduliannya terhadap isu kanker payudara hingga hari ini. Sebagai penyintas, ia merasa bertanggung jawab mengingatkan perempuan lain agar tidak menunggu sampai terlambat.

Andien pun selalu tergerak membantu kampanye kesehatan dan mengajak perempuan, khususnya generasi muda, untuk memulai kebiasaan memeriksa pyudara sejak dini.

“Karena aku penyintas, aku tuh sekarang jadi lebih aware sama isu ini. Bahkan kalau ada yang ngajak kampanye apa pun soal kanker payudara aku selalu ayo,” ujar Andien.

Ia kemudian menekankan satu pesan penting, yakni melakukan SADARI (periksa payudara sendiri). Pemeriksaan mandiri ini, menurut dia, menjadi langkah awal yang penting untuk mendeteksi tumor atau kanker pada tahap paling dini.

“Kalau ada abnormalitas atau anomali di tubuh, jangan takut buat konsultasi ke dokter. Dan jangan lupa untuk selalu Sadari atau periksa payudara sendiri,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement