Kamis 11 Dec 2025 20:02 WIB

Perlukah Periksa Kesiapan Anak ke Psikolog Sebelum Masuk SD?

Ada beberapa indikator kesiapan yang harus diperhatikan sebelum anak masuk SD.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah siswa baru kelas satu berbaris saat hari pertama masuk sekolah (ilustrasi). Menurut psikolog, pemeriksaan psikologis bagi anak sebelum masuk SD memang diperlukan, namun bukan untuk menentukan ada tidaknya gangguan jiwa.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah siswa baru kelas satu berbaris saat hari pertama masuk sekolah (ilustrasi). Menurut psikolog, pemeriksaan psikologis bagi anak sebelum masuk SD memang diperlukan, namun bukan untuk menentukan ada tidaknya gangguan jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di platform Threads, terdapat utas seorang ibu yang memutuskan membawa buah hatinya yang berusia 6 tahun untuk melakukan pemeriksaan psikologis sebelum masuk sekolah dasar (SD). Menurut pemilik akun @Kanya_naresw*** ini, keputusan tersebut diambil untuk memastikan kesiapan si kecil menghadapi tantangan di sekolah dasar. Lantas apakah pemeriksaan psikologis sebelum masuk SD penting dilakukan?

Guru besar psikolog dari Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, menyatakan pemeriksaan psikologis bagi anak sebelum masuk SD memang diperlukan, namun bukan untuk menentukan ada tidaknya gangguan jiwa. Pemeriksaan tersebut bertujuan memastikan kesiapan anak dalam berbagai aspek perkembangan yang menjadi dasar untuk mengikuti proses belajar di SD.

Baca Juga

Menurut Prof Rose, ada beberapa indikator kesiapan yang harus diperhatikan, mulai dari perkembangan kognitif, sosial-emosional, hingga psikomotorik. Pada aspek kognitif, anak diharapkan mulai mampu memahami konsep abstrak, termasuk mengenali simbol-simbol seperti angka.

"Jadi misalnya angka 1, 2, 3 itu kan simbol. Lalu angka 2 itu kan bisa ada dua jambu atau dua duku. Anak harus mulai dapat menerima hal yang sifatnya abstrak," kata Prof Rose saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/12/2025).

Selain itu, kesiapan sosial dan emosional juga dinilai penting. Menurut Prof Rose, ketika hendak memasuki jenjang sekolah dasar, anak diharapkan mampu berinteraksi dengan orang di luar keluarga, mengikuti instruksi, serta dapat mengendalikan emosi seperti tidak mudah menangis atau tantrum. Dari sisi psikomotorik, kemampuan motorik halus juga perlu diperhatikan terutama sebagai dasar kemampuan menulis.

"Kemandirian juga harus dilihat sudah ada belum. Karena kalau sudah SD, anak harus bisa melakukan beberapa hal sendiri ketika berada di kelas. Jadi di sinilah peran pemeriksaan dengan psikolog, dia akan memeriksa kesiapan anak," kata Prof Rise.

Dia mengatakan pemeriksaan bersama psikolog bukan untuk menilai kemampuan calistung (membaca, menulis, berhitung). "Bukan calistung ya yang diperiksa. Perkembangan-perkembangan motorik halus anak, kesiapan dasar dia untuk masuk sekolah dasar. Yang penting itu, kesiapan anak," Kata Prof Rose.

Prof Rose mengingatkan anak yang belum siap berpotensi mengalami kesulitan beradaptasi ketika masuk SD. Mereka mungkin sulit berkonsentrasi, selalu ingin bergerak, lebih sering ditegur guru, dan mengalami hambatan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya.

"Anak pada dasarnya egosentris. Tetapi ketika mulai bisa bersosialisasi, ia akan lebih toleran dan mampu berbagi. Jadi perkembangan-perkembangan dasar ini dibutuhkan untuk membuat anak itu siap masuk sekolah dasar. Dan sekolah dasar itu kan memang sudah betul yang namanya belajar," kata Prof Rose.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement