Senin 04 Aug 2025 07:22 WIB

Alasan ASI Eksklusif tak Tergantikan di Enam Bulan Pertama Kehidupan

Salah satu kandungan terpenting dalam ASI adalah protein imunoglobulin.

Ibu-ibu dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bantul berbincang dengan pengunjung saat kampanye tentang pentingnya tahapan menyusui di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (7/8/2022). Mereka berkampanye dengan berjalan berpayung putih yang digambar seperti payudara dalan rangka pekan menyusui dunia. Selain itu juga berbincang kepada pengunjung Malioboro yang membawa balita tentang pentingnya asi serta dukungan kepada ibu menyusui.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ibu-ibu dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bantul berbincang dengan pengunjung saat kampanye tentang pentingnya tahapan menyusui di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (7/8/2022). Mereka berkampanye dengan berjalan berpayung putih yang digambar seperti payudara dalan rangka pekan menyusui dunia. Selain itu juga berbincang kepada pengunjung Malioboro yang membawa balita tentang pentingnya asi serta dukungan kepada ibu menyusui.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pakar gizi dari Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur Sepsina Reski menjelaskan alasan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif selama enam tak dapat tergantikan. Kandungan gizi ASI, terutama protein, memiliki kualitas yang jauh lebih unggul dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih sensitif dibandingkan susu formula.

"ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan sumber nutrisi terlengkap yang tidak dapat digantikan oleh susu formula," katanya, Ahad (3/8/2025).

Baca Juga

Menurutnya, ASI eksklusif artinya tidak ada makanan lain selain ASI. Di dalamnya terkandung nutrisi lengkap seperti lemak, karbohidrat, dan protein yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Sepsina menambahkan, salah satu kandungan terpenting dalam ASI adalah protein imunoglobulin. Protein ini berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.

"Protein imunoglobulin inilah yang menjadi pembeda utama antara ASI dan susu formula. Banyak ibu tergiur dengan iklan susu formula yang menawarkan fortifikasi tambahan seperti DHA, padahal ASI sudah memiliki nutrisi yang lengkap," ujar Sepsina, yang juga dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kaltim.

Lebih lanjut Sepsina menjelaskan, perbedaan mendasar dari jenis protein yang terkandung di keduanya. Secara kuantitas, protein dalam susu formula mungkin terlihat lebih banyak. Namun, secara kualitas, protein ASI jauh lebih baik.

Protein terdiri atas dua jenis, yaitu whey protein dan kasein. Dalam ASI, kandungan whey protein mendominasi, sehingga lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi. Sebaliknya, susu formula justru lebih banyak mengandung kasein, protein yang sulit dicerna oleh lambung bayi yang masih rentan.

"Ini menjadi tantangan, karena banyak ibu yang kurang memahami hal ini. Kurangnya pengetahuan dan dukungan dari keluarga seringkali menjadi penyebab mengapa program ASI eksklusif enam bulan tidak tercapai," kata Sepsina.

Ia menjelaskan, keberhasilan ASI eksklusif bukan hanya tanggung jawab ibu, melainkan seluruh anggota keluarga. Edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif harus dimulai sejak pasangan merencanakan kehamilan.

Sepsina menambahkan bahwa dukungan penuh dari suami, orang tua, dan mertua sangat penting. Mereka harus paham agar dapat memberikan rasa percaya diri penuh kepada ibu untuk menyusui secara eksklusif.

"Dengan dukungan yang solid, tantangan menyusui dapat diatasi, baik dari sisi ibu maupun bayi," kata Sepsina.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement