Kamis 30 Oct 2025 11:40 WIB

Pria Juga Bisa Kena Kanker Payudara, Kenali Benjolan Keras di Bawah Puting

Benjolan pada payudara dapat berupa tumor jinak maupun tumor ganas

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pria juga memiliki risiko kanker payudara (ilustrasi). Dokter mengingatkan pria juga memiliki jaringan payudara yang berpotensi berkembang menjadi kanker.
Foto: www.freepik.com.
Pria juga memiliki risiko kanker payudara (ilustrasi). Dokter mengingatkan pria juga memiliki jaringan payudara yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dokter mengingatkan pria juga memiliki jaringan payudara yang berpotensi berkembang menjadi kanker. Menurut dokter spesialis bedah umum Eka Hospital Depok, Feyona Heliani Subrata, kesadaran akan risiko ini sangat krusial, meskipun insidensinya terbilang sangat kecil dibandingkan pada wanita.

"Meskipun sangat jarang, yakni kurang dari satu persen untuk semua kasus, kanker pada pria biasanya terjadi pada usia lanjut dengan gejala serupa, yakni benjolan keras di bawah puting," kata Feyona Heliani Subrata di Tangerang, Kamis (29/10/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan tidak semua benjolan berarti kanker. Sebab, benjolan pada payudara dapat berupa tumor jinak maupun tumor ganas atau kanker.

Dikatakannya jika tumor payudara adalah pertumbuhan sel abnormal yang membentuk massa atau benjolan di jaringan payudara. Perbedaan utama terletak pada sifat selnya.

Tumor jinak memiliki pertumbuhan yang terbatas dan selnya masih menyerupai sel normal. Tumor jenis ini memiliki batas yang jelas, cenderung halus, dan mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya. "Yang terpenting, tumor jinak tidak menyebar ke organ tubuh lain dan tidak mengancam jiwa," ujarnya.

Sementara untuk tumor ganas atau kanker memiliki pertumbuhan sel yang tidak terkendali, abnormal, dan agresif. Tumor ganas seringkali terasa keras, memiliki batas yang tidak jelas, dan cenderung melekat atau kaku.

"Sifatnya yang paling berbahaya adalah kemampuannya untuk menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening ketiak, paru-paru atau tulang," kata dia.

Tumor payudara sebagian besar bersifat jinak. Beberapa jenis jinak yang paling sering ditemukan meliputi tumor padat yang paling sering dialami wanita usia muda. Teksturnya kenyal seperti karet dan sangat mudah digerakkan.

Kantung berisi cairan yang ukurannya bisa berubah seiring siklus menstruasi. Kondisi umum yang membuat payudara terasa menggerenjel, padat, dan sering nyeri, terkait erat dengan perubahan hormon bulanan.

"Sementara itu tumor ganas atau kanker payudara umumnya berawal dari saluran susu atau kelenjar penghasil susu," ujarnya.

Faktor risiko seperti usia di atas 50 tahun atau riwayat keluarga dengan kanker payudara tidak dapat diubah. Namun, dapat mengambil tindakan pencegahan melalui gaya hidup, seperti jaga berat badan ideal. Aktif bergerak dan batasi konsumsi alkohol. "Menyusui jika memungkinkan, sebab menyusui anak dapat membantu menurunkan risiko," kata dia.

Deteksi dini adalah kunci utama, sebab tidak semua benjolan adalah kanker, tetapi setiap benjolan wajib diperiksa. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah Sadari atau periksa payudara sendiri setiap bulan, 7–10 hari setelah menstruasi untuk mengenali kondisi normal payudara.

Sadanis atau periksa payudara klinis dengan langsung oleh dokter atau tenaga medis terlatih. Pencitraan, yakni USG payudara untuk membedakan padat atau kista atau Mammografi, yaitu mencari tumor yang sangat kecil.

Ada juga langkah biopsi, yakni prosedur pengambilan sampel jaringan tumor untuk diuji di laboratorium. Ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan diagnosis pasti apakah sel tersebut jinak atau ganas.

"Wanita disarankan mulai membiasakan Sadari sejak usia 20 tahun. Untuk pemeriksaan klinis dan Mammografi rutin, umumnya disarankan mulai usia 40 tahun ke atas atau lebih awal jika memiliki risiko tinggi," ujar dr Feyona.

photo
Infografis Hal Pemicu Kanker - (republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement