Kamis 27 Nov 2025 22:41 WIB

Ibu Hamil Rentan Alami Hipertensi Paru, Ini Alasannya Menurut Dokter

Selama kehamilan, tubuh cenderung membentuk gumpalan darah untuk mencegah perdarahan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita hamil (ilustrasi). Ibu hamil termasuk kelompok paling berisiko mengalami pulmonal atau hipertensi paru.
Foto: Dok. Freepik
Wanita hamil (ilustrasi). Ibu hamil termasuk kelompok paling berisiko mengalami pulmonal atau hipertensi paru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi pulmonal atau hipertensi paru merupakan kondisi langka di mana tekanan darah tinggi secara spesifik terjadi pada pembuluh darah arteri di paru-paru dan sisi kanan jantung. Menurut dokter spesialis jantung dan pemerhati hipertensi paru, dr Hary Sakti Muliawan, ibu hamil termasuk kelompok paling berisiko mengalami penyakit ini.

Dia menjelaskan bahwa selama kehamilan tubuh cenderung membentuk gumpalan darah untuk mencegah perdarahan saat persalinan. Setelah melahirkan, gumpalan ini bisa terbawa ke jantung dan arteri paru-paru, meningkatkan tekanan pada paru-paru. Tekanan yang terus meningkat dalam jangka panjang bisa memicu hipertensi paru dan menurunkan kapasitas jantung kanan.

Baca Juga

"Pada ibu hamil, terutama setelah persalinan biasanya akan terjadi untuk gumpalan darah, yang bisa potensi gumpalan darahnya itu akan mental ke jantung dan pembuluh darah paru-paru. Sehingga akan menyumbat, meningkatkan tekanan paru, dan akhirnya dalam jangka panjang bisa menyebabkan hipertensi paru," kata dr Hary dalam diskusi media memperingati Bulan Kesadaran Hipertensi Paru di kawasan GBK, Kamis (27/11/2025).

Selain faktor pembekuan darah, perubahan hormonal dan sistem imun selama kehamilan juga bisa menjadi pencetus hipertensi paru, terutama pada pasien yang secara genetik rentan. Ada beberapa gejala hipertensi paru pascakehamilan yang perlu diwaspadai. Menurut dr Hary, ibu yang merasa sesak napas, cepat lelah meski hanya melakukan aktivitas ringan, mengalami pembengkakan kaki yang tidak hilang, atau merasakan nyeri dada, sebaiknya segera memeriksakan diri.

"Jadi kalau misal aktivitas jalan 50 meter atau aktivitas ibu rumah tangga sehari-hari juga jadi cepat capek, ngos-ngosan, atau ada nyeri dada. Sehingga kapasitas fisiknya sangat-sangat turun, saya kira itu harus dicurigai ada hipertensi paru," kata dr Hary.

Ia menekankan pentingnya pemantauan kesehatan jantung dan paru-paru pada ibu hamil dan pasca melahirkan. Karenanya konsultasi medis sangat dianjurkan jika muncul gejala, untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

"Karena penyakit ini pengobatannya masih terbatas, akan lebih baik jika pasien terdeteksi saat masih di tahap ringan dibanding didiagnosis pas udah tahap berat," kata dr Hary.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement