Jumat 14 Nov 2025 19:00 WIB

Cegah Obesitas dari Rumah, Jangan Sampai Kebiasaan Buruk Jadi Warisan Penyakit

Pola makan yang tidak sehat dapat memicu obesitas pada anak.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Anak obesitas (ilustrasi). Penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes membutuhkan peran serta seluruh anggota keluarga.
Foto: www.freepik.com
Anak obesitas (ilustrasi). Penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes membutuhkan peran serta seluruh anggota keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang beranggapan bahwa melawan obesitas adalah urusan diet dan olahraga individu semata. Padahal, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, Dicky Tahapary, mengingatkan kita tentang satu garda terdepan yang sering terlupakan yaitu keluarga.

Obesitas bukan lagi sekadar masalah penampilan, melainkan bom waktu yang siap meledakkan serangkaian penyakit kronis mematikan seperti diabetes, hipertensi, hingga strok. Dia mengatakan penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes membutuhkan peran serta seluruh anggota keluarga.

Baca Juga

"Sebenarnya pola hidup untuk pasien obesitas itu kan pola hidup sehat. Makanya kita selalu bilang kalau ada pasien diabetes di keluarga, ya sekeluarga harus berubah," kata dia dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular, and Aging Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan gaya hidup sehat akan susah diterapkan kalau lingkungan keluarga tidak mendukung.

Gaya hidup sehat yang dimaksud mencakup pengaturan konsumsi makanan. "Pola makan sehat ini sebenarnya kadang-kadang persepsi pasien juga beda ya, (ada yang bilang) 'sehat tuh enggak makan nasi', dianggap sehat. Padahal gantinya makan mi, terus makan gorengan, kan sama aja," ujarnya.

Dalam menerapkan pola makan yang sehat, dr Dicky menyarankan penggunaan pedoman Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. "Nasinya dikurangin, sayurnya ditambah, ada buah, protein juga. Dan proses makanan olahannya, tepung-tepungan dikurangin," kata Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement