REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rekonstruksi payudara pascaoperasi dinilai masih menjadi tantangan besar, tidak hanya karena tingkat kerumitannya yang tinggi, namun juga dari sisi estetika hasilnya. Hal ini menegaskan urgensi hadirnya inovasi tata laksana kanker yang bukan hanya efektif secara medis, tetapi juga mampu menjaga kualitas hidup pasien dalam jangka panjang.
Menjawab kebutuhan ini, PT Bundamedik Tbk (BMHS) melalui RSU Bunda Jakarta menjalankan operasi Robotic Skin Sparing Mastectomy atau prosedur mastektomi minimal invasif yang menggunakan bedah robotik untuk mengangkat jaringan kanker di payudara, dengan tetap mempertahankan estetika bentuk anatomi alami payudara. Dalam talkshow yang digelar di RSU Bunda Jakarta, jajaran dokter dari berbagai disiplin ilmu berkumpul untuk membahas bagaimana teknologi ini mampu mengubah wajah pelayanan kesehatan di Tanah Air. President Commissioner PT Bundamedik Tbk BMHS, Dr dr Ivan Rizal Sini, menyebut bahwa inovasi kesehatan tak boleh berhenti di satu bidang saja. Baginya, teknologi robotik bukan sekadar simbol kemajuan, tetapi bentuk nyata dari keberlanjutan pelayanan kesehatan nasional.
“Inovasi kesehatan tidak akan lepas dari kebutuhan masyarakat terhadap akses dan kualitas layanan. Bedah robotik menjadi bukti bahwa dunia medis Indonesia siap melangkah lebih maju. Ini bukan hanya upaya komersial, tapi kebutuhan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujarnya.
Melalui Robotic Skin Sparing Mastectomy, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan jaringan kanker payudara dengan presisi tinggi, minim sayatan, serta risiko komplikasi yang jauh lebih rendah. Dampaknya tak hanya mempercepat pemulihan, tapi juga menjaga kondisi psikologis pasien, terutama perempuan yang harus menjalani prosedur pengangkatan payudara.
Chief of Medical, Nursing, and Quality Officer PT Bundamedik Tbk dr Elizabeth menegaskan bahwa kehadiran teknologi ini tidak akan berarti tanpa kesiapan sumber daya manusia di baliknya. “Kami berkomitmen agar setiap dokter spesialis memiliki pelatihan dan kompetensi yang sesuai dengan teknologi yang digunakan,” katanya.
Pelatihan dan sertifikasi menjadi bagian penting dari strategi RSU Bunda untuk memastikan teknologi robotik bisa diterapkan dengan aman dan optimal. Langkah RSU Bunda ini juga sejalan dengan dorongan pemerintah yang tengah berfokus pada pengembangan teknologi bedah robotik sebagai bagian dari inovasi layanan kesehatan nasional. Dengan teknologi ini, biaya jangka panjang perawatan dapat ditekan, dan akses terhadap tindakan medis berstandar tinggi semakin terbuka.
Keberhasilan penerapan teknologi robotik tak lepas dari kolaborasi lintas disiplin. Mulai dari ahli bedah onkologi, dokter plastik rekonstruksi, hingga tenaga medis pendukung. Kolaborasi ini mencerminkan pendekatan BMHS yaitu Because Family Matters.
“Robotik ini tidak menggantikan peran dokter, tetapi memperkuat kemampuan kami dalam memberikan pelayanan terbaik,” ujar dr Ivan. Ia mengatakan teknologi ini membantu dokter lebih presisi dan efisien, sehingga pasien mendapatkan hasil yang lebih baik dengan waktu pemulihan yang lebih singkat.
View this post on Instagram