Kamis 16 Oct 2025 11:29 WIB

Usia Muda Kena Kanker Payudara? Dokter Ungkap Tantangan Terberatnya

Penanganan penderita kanker payudara di usia muda dinilai lebih kompleks.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi kanker payudara. Penanganan penderita kanker payudara di usia muda menghadirkan kompleksitas yang jauh lebih sulit.
Foto: freepik
Ilustrasi kanker payudara. Penanganan penderita kanker payudara di usia muda menghadirkan kompleksitas yang jauh lebih sulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diagnosis kanker payudara membawa beban berat. Beban tersebut berlipat ganda ketika menimpa pasien di usia produktif dan muda.

Menurut dokter subspesialis bedah onkologi konsultan lulusan Universitas Andalas, dr Reza Musmarliansyah Sp.B (K) Onk, penanganan penderita kanker payudara di usia muda menghadirkan kompleksitas yang jauh lebih sulit, sebab dokter tidak hanya berjuang melawan keganasan sel kanker tetapi juga harus mempertimbangkan secara mendalam masa depan pasien, termasuk aspek psikologis, kesuburan, hingga kualitas hidup dan estetika. Isu utama yang diangkat oleh dr Reza adalah karakter kanker yang menyerang usia muda sering kali "bandel" atau lebih agresif. 

Baca Juga

Dia mencontohkan kasus terberat yang pernah ditanganinya. "Usia termuda pasien saya dengan kanker payudara adalah 30 tahun, belum menikah, tentunya belum punya anak dan yang paling challenging buat saya, karena secara karakter dari kankernya yang paling sulit," kata dia, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan bahwa salah satu jenis kanker yang sering menyerang pasien muda adalah triple negative breast cancer, yang dikenal memiliki sifat agresif dan cenderung lebih cepat menyebar atau metastasis. Sifat biologis kanker yang sulit dijinakkan ini menuntut strategi pengobatan yang lebih intensif dan terpadu. Namun, kompleksitas penanganan tidak berhenti pada aspek medis semata.

Sebagai dokter di RSU Bunda, dr Reza menekankan pentingnya memikirkan masa depan pasien usia muda dengan seksama. Setiap tindakan operasi, kemoterapi, atau terapi hormonal harus dipertimbangkan dampaknya terhadap kesuburan (potensi memiliki anak) dan dampak psikologis. Salah satu curhatan yang paling sering ia dengar dari pasiennya menyangkut kehilangan citra diri setelah operasi pengangkatan payudara.

"Saya juga banyak mendapat laporan, curhatan dari pasien saya, yang sudah diangkat sebelah (operasi). Jadi, dia cenderung lebih depresi dibanding sama orang yang kanker payudara, tapi payudara tidak hilang. Itu adalah milestone pada penyintas," kata dr Reza.

Depresi pascaoperasi yang menghilangkan salah satu simbol feminitas ini menjadi bagian integral dari penanganan yang harus diatasi. Oleh karena itu, penanganan kanker payudara pada pasien muda harus mencakup aspek rekonstruksi dan estetika.

Menurut dia, mempertahankan bentuk payudara setelah operasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup pasien di usia produktif. Rasa takut kehilangan bentuk payudara dan postur tubuh yang sempurna seringkali menjadi penghalang bagi pasien muda untuk segera mencari pertolongan medis. Namun, kemajuan teknologi bedah onkologi, seperti metode operasi dengan robotik yang kini sudah tersedia di beberapa rumah sakit di Jakarta, membuka harapan baru. Metode minimal invasif ini memungkinkan operasi yang lebih aman dan akurat, serta memfasilitasi rekonstruksi payudara yang mempertahankan bentuk alami, sehingga mengurangi kecacatan psikologis dan fisik pascatindakan.

Di sisi lain, dr Reza juga menyoroti peran penting pencegahan dan kesadaran diri di kalangan generasi muda. Dengan kemudahan akses teknologi dan informasi yang begitu melimpah saat ini, seharusnya kaum muda lebih proaktif dalam menyadari bahaya kanker payudara.

Ia secara tegas mendorong dilakukannya skrining mandiri secara rutin, seperti Sadari (Periksa Payudara Sendiri), untuk mendeteksi benjolan sedini mungkin. Budaya menunda pemeriksaan medis harus diubah.

"Kita tanemin paradigma di masyarakat bahwa semakin dini kita datang ke dokter, semakin gampang dan semakin murah biaya pengobatannya," kata dr Reza. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement