Ahad 21 Sep 2025 19:45 WIB
Hari Alzheimer Sedunia

Kemenkes Ajak Lansia Rajin Skrining Kesehatan

Proporsi lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 20 persen pada 2045.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Lansia dalam acara Bulan Alzheimer Dunia yang diinisiasi Alzheimer Indonesia, Rabu (17/9/2025). Kementerian Kesehatan telah membuat sejumlah program untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Foto: Dok. ALZI
Lansia dalam acara Bulan Alzheimer Dunia yang diinisiasi Alzheimer Indonesia, Rabu (17/9/2025). Kementerian Kesehatan telah membuat sejumlah program untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi lanjut usia (lansia) di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan. Menurut data Kementerian Kesehatan, proporsi lansia diperkirakan mencapai 20 persen atau sekitar 50 juta orang pada tahun 2045, naik dari 12 persen pada 2024.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Lanjut Usia Kemenkes, dr Ari Setyaningrum, menyebut fenomena ini perlu menjadi perhatian mengingat 21 dari 38 provinsi di Indonesia telah memasuki fase aging population. "Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat memiliki persentase lansia tertinggi, sedangkan jumlah terbanyak berada di Jawa Timur," kata dr Ari dalam sambutannya di acara Bulan Alzheimer Dunia yang diinisiasi Alzheimer Indonesia, Rabu (17/9/2025).

Baca Juga

Data Kementerian Kesehatan juga mengungkap bahwa sekitar 93 persen lansia tinggal bersama keluarga. Dari jumlah tersebut, 72,8 persen menyatakan memilih dirawat oleh anak, dan 62,9 persen memang dirawat langsung oleh anaknya.

Kondisi ini menunjukkan sistem perawatan lansia di Indonesia masih sangat berbasis keluarga, berbeda dengan negara-negara maju yang sudah mengembangkan layanan perawatan jangka panjang berbasis institusi. "Maka dari itu faktor-faktor yang menyebabkan lansia rentan terhadap penyakit harus dicegah sejak dini, karena yang nanti akan terbebani adalah anaknya kalau melihat dari data itu," kata dr Ari.

Kementerian Kesehatan telah membuat sejumlah program untuk meningkatkan kualitas hidup lansia agar sehat, mandiri, aktif dan produktif. Program kesehatan itu termasuk pemeriksaan kesehatan gratis untuk mendeteksi penyakit kronis dan penurunan fungsi tubuh seperti mobilitas, penglihatan, pendengaran, hingga penurunan kognitif seperti demensia.

Selain itu ada juga program layanan geriatri terpadu di rumah sakit, serta puskesmas ramah lansia. Di sisi rehabilitatif, pemerintah mulai mengembangkan sistem perawatan jangka panjang bagi lansia dengan kebutuhan khusus.

Dia mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari organisasi profesi, pemerintah daerah, hingga masyarakat. Penguatan kapasitas tenaga kesehatan juga menjadi prioritas agar skrining dan perawatan lansia bisa dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. "Tujuan utama dari seluruh program ini adalah menjaga agar lansia tetap sehat, aktif, mandiri, dan bahagia. Mereka tetap bisa produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat," kata dr Ari.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement