Ahad 21 Sep 2025 11:49 WIB
Hari Alzheimer Sedunia

Sejarah di Balik Hari Alzheimer Sedunia yang Diperingati Setiap 21 September

Diperkirakan sekitar 24 juta orang di dunia hidup dengan Alzheimer saat ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Penderita Alzheimer (ilustrasi). Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia dan menjadi bagian dari Bulan Alzheimer Sedunia.
Foto: Dok. Freepik
Penderita Alzheimer (ilustrasi). Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia dan menjadi bagian dari Bulan Alzheimer Sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia dan menjadi bagian dari Bulan Alzheimer Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit Alzheimer dan demensia, sekaligus melawan stigma serta kesalahpahaman yang masi kerap melekat pada kondisi ini.

Pada tahun ini, Alzheimer's Disease International (ADI) mengusung tema "Ask About Dementia. Ask About Alzheimer's". Dilansir laman Pace Hospital, Ahad (21/9/2025), tema ini menyoroti pentingnya membuka ruang diskusi, memperbaiki sikap terhadap penderita, dan menghapus diskriminasi yang sering dihadapi oleh mereka yang hidup dengan Alzheimer maupun demensia.

Baca Juga

Sejarah Hari Alzheimer Sedunia

Hari Alzheimer Sedunia pertama kali diperingati pada 21 September 1994 di Edinburgh, bertepatan dengan peringatan 10 tahun berdirinya Alzheimer's Disease International (ADI). ADI didirikan pada 1984 dan kini menaungi sekitar 100 asosiasi Alzheimer dari berbagai negara termasuk Indonesia.

Melalui berbagai kampany global, ADI mendorong kebijakan publik dan keterlibatan pemerintah untuk menghadapi epidemi demensia secara serius. Selain itu, ADI juga menjalankan program Alzheimer's University untuk memperkuat kapasitas organisasi lokal dalam strategi penanganan Alzheimer. Nama penyakit ini sendiri diambil dari Dr Alois Alzheimer, seorang psikiater asal Jerman yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1901 saat menangani seorang pasien wanita.

Pentingnya Peringatan Hari Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan gangguan otak serius yang menyebabkan penurunan daya ingat, kebingungan, dan kesulitan dalam berpikir, mengingat, membuat keputusan, hingga mengendalikan emosi. Dampakya bukan hanya dirasakan oleh penderita, tetapi juga oleh keluarga dan orang-orang terdekat.

Jika tidak terdiagnosis dan ditangani secara tepat waktu, Alzheimer dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat terhadap tanda awal, pentingnya diagnosis dini, dan dukungan terhadap keluarga penderita menjadi krusial.

Sayangnya, berdasarkan survei global, 62 persen tenaga kesehatan masih menganggap demensia sebagai bagian normal dari proses penuaan. Selain itu, 35 persen keluarga menyembunyikan diagnosis demensia, dan satu dari empat orang percaya bahwa tidak ada yang bisa dilakukan terhadap penyakit ini.

Alzheimer juga dikategorikan sebagai jenis demensia paling umum, mencakup 60-80 persen dari seluruh kasus demensia di dunia. Diperkirakan sekitar 24 juta orang di dunia hidup dengan Alzheimer saat ini. Menurut proyeksi ADI, angka tersebut akan melonjak menjadi 135 juta orang pada tahun 2050.

Finlandia tercatat sebagai negara dengan tingkat kasus Alzheimer tertinggi, yakni 55 kasus per 100 ribu penduduk. Sekitar 5 persen penderita mengalami Alzheimer usia dini, yang dapat muncul pada usia 40-50 tahun. Alzheimer bersifat progresif dan belum memiliki obat, namun diagnosis dan penanganan dini dapat membantu memperlambat gejala.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement