Jumat 26 Jan 2024 11:26 WIB

Tingkat Obesitas di Jepang Lebih Rendah 90 Persen Dibandingkan Amerika, Ini Kuncinya

Di Jepang, ada beberapa kebiasaan sehat yang dipraktikkan sejak anak-anak.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Dua orang Jepang sedang berolahraga (ilustrasi). Ada beberapa kebiasaan sehat di Jepang yang membuat tingkat obesitas di sana lebih rendah 90 persen dibandingkan Amerika.
Foto: Dok. Freepik
Dua orang Jepang sedang berolahraga (ilustrasi). Ada beberapa kebiasaan sehat di Jepang yang membuat tingkat obesitas di sana lebih rendah 90 persen dibandingkan Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat memiliki tingkat obesitas sebesar 43 persen, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara kaya. Alasannya beragam dan kompleks, namun ada beberapa tema utama yang muncul ketika melihat tren ini.

Kurangnya akses terhadap makanan segar yang terjangkau, ukuran porsi yang besar, gula yang tersembunyi dalam hampir semua hal, dan tingkat aktivitas fisik yang rendah, semuanya berkontribusi terhadap angka obesitas tersebut. Itu sebabnya, untuk meningkatkan rata-rata kesehatan masyarakat Amerika, banyak ahli mencari inspirasi dari negara lain.

Baca Juga

Jepang, misalnya, memiliki tingkat obesitas hanya 4,5 persen, yang berarti tingkat penderitaan penduduknya terhadap penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan jenis kanker tertentu jauh lebih rendah. Faktanya, menurut studi tahun 2021 di European Journal of Clinical Nutrition, Jepang memiliki rata-rata harapan hidup terpanjang di antara semua negara G7. Seorang Youtuber, influencer, dan aktivis, Yoko Ishii, menyebut alasannya. 

Yoko Ishii berbagi empat kebiasaan sehat yang dapat menyebabkan Jepang memiliki tingkat obesitas 90 persen lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat:

1. Anak-anak Jepang belajar tentang nutrisi dan memasak di sekolah

Dalam video baru-baru ini yang dibagikan kepada Fox News, Ishii mengatakan bahwa pendidikan kesehatan dimulai sejak dini di Jepang, ketika anak-anak masih duduk di bangku sekolah dasar. Secara khusus, anak-anak belajar tentang nutrisi di kelas ekonomi rumah tangga dan bahkan diajarkan resep khusus yang akan menyiapkan mereka untuk memiliki kebiasaan makan sehat pada kemudian hari.

“Kami juga memasak di kelas. Seperti halnya dalam sains Anda melakukan eksperimen, kami benar-benar melakukannya dan memahaminya,” kata Ishii menjelaskan dalam video tersebut. Selain itu, seluruh siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama menerima makan siang sehat setiap hari, biasanya terdiri dari nasi, sup, sepiring ikan, sayuran, serta susu.

2. Anak-anak Jepang punya waktu khusus untuk berolahraga

Ishii mengatakan kebiasaan sehat penting lainnya di Jepang adalah meluangkan waktu untuk berolahraga. Di sekolah, siswa mengikuti kelas pendidikan jasmani dan sering mengikuti klub bela diri, termasuk Kendo dan Judo. “Saat tumbuh dewasa, kita membangun sistem dalam diri kita untuk berolahraga dan bergantung pada diri kita sendiri,” kata Ishii. 

Pergi ke dan dari sekolah juga menawarkan kesempatan untuk lebih banyak berolahraga. Meskipun sebagian besar anak-anak Amerika diantar ke sekolah, berjalan kaki ke sekolah dianggap lebih umum di Jepang. Ishii mengatakan, saat sekolah jauh dari rumah, tidak jarang anak-anak mengendarai sepeda.

3. Jepang menghargai pengetahuan kesehatan

Begitu banyak kebiasaan kesehatan kita yang dibentuk oleh norma dan harapan budaya. Di Amerika, masyarakatnya menghadapi pesan-pesan yang sangat beragam, tekanan ekstrem untuk memenuhi standar kebugaran dan kecantikan, dihadapkan pada iklan besar-besaran untuk mengabaikan moderasi dan makan dengan porsi yang terus bertambah.

Di Jepang, Ishii mengatakan ada pesan yang lebih unik terkait kesehatan. Misalnya, acara variety TV biasanya menanyakan pengetahuan kebugaran atau nutrisi seseorang dan orang-orang mendiskusikan topik ini secara sosial. “Kita harus mengetahuinya dan jika tidak, itu akan memalukan. Kami sangat bersemangat untuk mempelajarinya sehingga kami dapat bersaing dengan orang lain,” kata Ishii.

4. Keluarga Jepang melakukan pekerjaan rumah sendiri

Di sekolah-sekolah Jepang, tidak ada petugas kebersihan, siswa ditugaskan membersihkan ruang kelas dan lorong mereka sendiri. Penekanan pada kemandirian ini berlanjut hingga masa dewasa, dan pada akhirnya membuat orang lebih aktif secara fisik.

“Saat kita tumbuh besar di masyarakat, kita tidak mempunyai pembantu. Sekalipun Anda kaya, Anda tidak memikirkan hal itu, Anda melakukan segala sesuatunya sendiri dan bersih-bersih sendiri,” kata Ishii. Meskipun sebagian besar orang Amerika juga tidak memiliki pembantu rumah tangga, orang Amerika dikenal sangat menghargai kenyamanan dan otomatisasi jika memungkinkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement