Selasa 28 Nov 2023 19:00 WIB

Anak Demam? Dokter Tegaskan tak Semua Demam Butuh Antibiotik

Demam karena virus biasanya ditandai wajah pasien yang mendadak memerah.

Antibiotik (Ilustrasi). Tak semua demam memerlukan antibiotik sebagian besar penyebab seperti radang tenggorokan sebanyak 80 persen karena virus.
Foto: www.freepik.com
Antibiotik (Ilustrasi). Tak semua demam memerlukan antibiotik sebagian besar penyebab seperti radang tenggorokan sebanyak 80 persen karena virus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan anak dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), mengatakan tak semua demam memerlukan antibiotik. Pasalnya sebagian besar penyebab seperti radang tenggorokan sebanyak 80 persen karena virus.

Karyanti dalam acara yang diadakan RSCM–ILUNI FKUI secara daring, Selasa, menyarankan pasien dibawa ke fasilitas kesehatan apabila demam tak kunjung membaik setelah tiga hari. Nantinya, dokter mungkin akan meminta pasien menjalani pemeriksaan seperti tes darah untuk melihat jumlah leukosit atau sel darah putih. Apabila jumlahnya naik menjadi di atas 15 ribu maka kemungkinan penyakit disebabkan bakteri sehingga memerlukan antibiotik.

Baca Juga

"Tanda-tanda yang perlu diawasi adalah kalau memang demam, batuk, pilek ingus sudah mulai hijau hati-hati takutnya ada infeksi bakteri, atau dari BAB berdarah, ada lendir, kemungkinan besar ke arah bakteri," kata dia, Senin (28/11/2023).

Sementara itu, apabila demam disebabkan virus, biasanya ditandai wajah pasien yang mendadak memerah. Kondisi ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Dia mengatakan, khususnya pada anak berusia di bawah tiga tahun atau bayi, kondisi demam tinggi ada kekhawatiran akibat bakteri yang berat sehingga harus dicari penyebabnya tanpa harus menunggu tiga hari. Karyanti sekali lagi mengingatkan, apabila penyebab penyakit karena bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik.

Antibiotik berbeda dengan obat over the counter (OTC) atau obat yang bisa dibeli tanpa resep misalnya penurun panas atau batuk berlendir. Obat ini bisa diberikan untuk semua kelompok umur dan jenisnya berbeda sesuai dengan penyakitnya.

"Ada berbagai jenis antibiotik misalnya khusus saluran pernapasan atas, infeksi saluran kencing, saluran cerna, memang ada kekhususan karena pola kumannya beda-beda," kata Karyanti.

Khusus untuk anak, biasanya antibiotik diberikan berdasarkan kilogram berat badannya. Sementara pada dewasa biasanya satu tablet, kaplet atau satu kapsul.

Dia mengingatkan pasien agar patuh meminum antibiotik sesuai resep dokter dan menghabiskannya demi mencegah bakteri kebal terhadap antibiotik yang diberikan. "Harus dihabiskan sesuai resep, kalau dihentikan sebelum waktunya itu kuman-kuman yang mati yang lemah dulu, sisa kuman yang lebih kuat akhirnya bertambah banyak menyebabkan gejala lagi yang lebih berat," ujar Karyanti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement