REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para ilmuwan menemukan strain bakteri yang belum pernah terlihat di bumi sebelumnya, di dalam stasiun luar angkasa Tiangong milik China. Mikroba baru ini diberi nama Niallia tiangongensis sesuai dengan nama stasiun luar angkasa tempat ia ditemukan.
Bakteri tersebut merupakan strain baru yang berasal dari Niallia circulans, mikroba yang biasa ditemukan di tanah, limbah, dan makanan, serta dapat menyebabkan sepsis pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Namun, strain yang ditemukan di Tiangong menunjukkan beberapa adaptasi baru yang memungkinkannya bertahan hidup dalam kondisi ekstrem luar angkasa.
Penemuan ini diumumkan dalam jurnal internasional Journal of Systemic and Evalutionary Microbiology pada Maret 2025. Para peneliti menekankan pentingnya memahami karakteristik mikroba selama misi luar angkasa jangka panjang.
"Pemahaman mendalam mengenai mikroba ini sangat penting untuk menjaga kesehatan astronaut dan mempertahankan fungsionalitas pesawat ruang angkasa," tulis para peneliti dalam studinya seperti dilansir laman Live Science, Rabu (21/5/2025).
Strain baru tersebut ditemukan dalam sampel yang dikumpulkan oleh kru misi Shenzou-15 pada tahun 2023. Mereka menyeka beberapa bagian dalam modul stasiun dengan tisu steril sebelum membekukannya dan membawanya ke bumi untuk dianalisis.
Analisis menunjukkan bahwa Niallia tiangongensis mengembangkan sejumlah gen khusus untuk bertahan di luar angkasa. Gen-gen ini memungkinkan bakteri melawan stres oksidatif, memperbaiki kerusakan akibat radiasi, serta membentuk biofilm dengan memecah gelatin untuk mendapatkan karbon dan nitrogen.
Meskipun belum diketahui apakah strain ini berbahaya bagi manusia, para peneliti berharap studi lanjutan dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai bagaimana mikroba beradaptasi di kuae angkasa serta bagaimana melindungi astronot dari potensi risiko infeksi. Ini bukanlah mikroba pertama yang berhasil ditemukan di luar angkasa. Pada tahun 2018, ilmuwan NASA menemukan empat jenis bakteri resistan antibiotik yang belum pernah dikenal sebelumnya di toilet Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).