REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membentuk karakter dan menanamkan rasa cinta Tanah Air pada anak dinilai merupakan tugas penting bagi setiap orang tua dan pendidik. Proses ini bisa dimulai sejak usia dini.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memperkenalkan lagu-lagu kebangsaan, yang menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa.
Pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia di Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Jakarta, Wihaji menyampaikan betapa krusialnya pengenalan identitas bangsa sejak dini.
“Ini penting, sedari kecil diajarkan tentang merah putih, tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bangsa kita, negara kita, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan sebagainya," ujarnya pada Selasa (19/8/2025).
Dia mengatakan pengenalan ini adalah bagian dari pendidikan usia dini yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap NKRI. "Anak-anak harus diajarkan tentang lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu nasional karena kita harus bangga menjadi NKRI," ujarnya.
Selain menanamkan nilai-nilai kebangsaan, acara tersebut juga menjadi pengingat bagi para orang tua akan pentingnya menerapkan pola pengasuhan yang tepat. Perkembangan anak usia dini memerlukan stimulasi yang baik.
Salah satu tantangan terbesar dalam era digital adalah penggunaan gawai. Wihaji menekankan perlunya pembatasan dan pengaturan penggunaan gawai pada anak.
“Hati-hati menggunakan handphone atau gawai karena jika tidak hati-hati, cenderung akan negatif. Perlu diatur atau dibatasi," kata dia.
Adiksi terhadap gawai dinilai dapat berdampak buruk pada perkembangan anak, sehingga pengawasan dan aturan yang jelas dari orang tua sangat diperlukan. Di samping perkembangan, potensi unik yang dimiliki setiap anak juga menjadi fokus utama.
Ketua Yayasan Sekolah Inklusi Aluna Montessori, Rina Jayani, mengatakan setiap anak adalah individu dengan potensi berbeda yang akan bersinar pada waktunya. "Di samping perkembangan, potensi anak juga menjadi hal yang tak kalah penting. Setiap anak memiliki potensi meski tidak selalu terlihat dalam angka dan nilai," ujarnya.
Oleh karena itu, kata di, tugas orang tua bukanlah membandingkan, melainkan memberikan dukungan penuh dengan kasih sayang dan kesabaran melainkan menyirami dengan kasih dan kesabaran.
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap perkembangan dan potensi anak, Menteri Wihaji juga memberikan bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) Kit kepada Taman Penitipan Anak (TPA) dan sekolah inklusi yang hadir dalam acara tersebut. Bantuan ini diharapkan dapat memfasilitasi proses belajar dan bermain anak, sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal.