Selasa 29 Apr 2025 16:52 WIB

Tumbuh Gigi Bukan Penyebab Anak Terkena Demam

Demam terjadi akibat penumpukan sisa makanan yang memicu datangnya bakteri.

Ilustrasi kesehatan gigi anak.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ilustrasi kesehatan gigi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tumbuh gigi bukan menjadi penyebab anak terkena demam. Demam seringkali dikaitkan dengan kondisi tumbuh gigi di anak.

"Tidak, itu adalah mitos yang sangat salah. Tadi sudah saya jelaskan bahwa semenjak lahir, kalau kita menjaga rongga mulut kita dengan baik, pada saat usia tumbuh gigi tidak akan terjadi yang namanya demam," kata dokter spesialis gigi anak lulusan Universitas Indonesia drg Aliyah, SpKGA.

Baca Juga

Aliyah menjelaskan demam terjadi akibat adanya penumpukan sisa makanan atau minuman yang memicu datangnya bakteri yang tidak sesuai dengan harmonisasi di dalam rongga mulut. Demam juga menjadi bentuk proteksi untuk menanggapi adanya zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Menurutnya, demam tidak akan terjadi apabila baik rongga ataupun langit-langit mulut rajin dibersihkan. Kebiasaan itu sudah harus dimulai sejak bayi dan dilanjutkan ketika bayi mulai tumbuh gigi saat berusia enam bulan.

"Dari mulai bayi, gusi, lidah, langit-langit itu harus dibersihkan. Kalau itu dilakukan aku jamin tidak akan ada yang namanya mitos tumbuh gigi anak itu pasti demam," ujar dia.

Walaupun demikian, Aliyah mengakui apabila tumbuh gigi dapat memberikan rasa yang kurang nyaman pada anak.

Mitos lain yang ditepisnya yakni tumbuh gigi menyebabkan air liur anak berjatuhan keluar. Ia mengatakan ketika anak mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI), anak mulai rahangnya terstimulasi untuk tumbuh.

Air liur hanya ada pada saat anak mengunyah makanan, sedangkan pada kegiatan lainnya tidak akan tumpah keluar mulut.

Dia juga mengingatkan makanan bahkan ASI atau susu formula sekalipun mengandung gula yang dapat tertinggal di dalam mulut. Oleh karenanya, sedini mungkin anak sudah harus diperkenalkan dengan kebiasaan rajin membersihkan mulut dan gigi.

Caranya, orang tua dapat memperkenalkan kasa dan air hangat untuk membersihkan bagian gusi, lidah dan langit-langit pada bayi. Begitu gigi mulai tumbuh di usia enam bulan sampai satu tahun, bisa diperkenalkan dengan alat lain berupa infant toothbrush.

Tujuan dari pemakaian beragam alat itu yakni agar bayi dapat paham bahwa ada banyak cara untuk membersihkan area di dalam mulutnya. Bagi bayi yang berusia enam sampai sembilan bulan misalnya, sudah boleh diperkenalkan dengan pasta gigi atau odol, dengan catatan hanya diberikan sekecil biji beras.

Pasta gigi yang dipakai juga harus mengandung flouride yang menjadi salah satu mineral terpenting untuk pembentukan gigi susu dan gigi tetap. "Yang perlu diingat di anak-anak itu bukan hanya gigi susu tetapi ada gigi tetap sehingga gigi susunya ada 20, gigi tetapnya ada 32. Bayangkan kalau di gigi dewasa itu cuma 32, di gigi anak-anak itu ada 52, sehingga pemberian fluoride itu sangat penting," ucap dia.

"Soal tertelan, yang sering miskomunikasi di antara para orang tua adalah tidak boleh tertelan. Semua fluoride itu harus tertelan memang, ada tagline-nya spit don't rinse yaitu meludah jangan dikumur. Jadi biasakan anak-anak itu untuk meludah tetapi jangan berkumur. Kenapa? Agar fluoride-nya tetap melekat di gigi sehingga bisa berfungsi dengan baik," tambah dia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement