Selasa 28 Nov 2023 17:40 WIB

Kasus Pneumonia Misterius Landa China, Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan

Ribuan warga China menderita pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.

 Anak di China memakai masker pada 23 November 2023. WHO resmi meminta China memberikan informasi mendetail tentang peningkatan kasus penyakit pernapasan dan pneumonia pada anak.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Anak di China memakai masker pada 23 November 2023. WHO resmi meminta China memberikan informasi mendetail tentang peningkatan kasus penyakit pernapasan dan pneumonia pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI melakukan sejumlah upaya peningkatan kewaspadaan guna menghadapi risiko penularan wabah pneumonia misterius yang menyerang ribuan warga China. Salah satu bentuknya ialah dengan pengawasan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan terhadap orang dengan gejala flu.

"(Penderita) kemudian kami edukasi. Kemudian kalau memang bertambah berat, penderita dianjurkan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga

Nadia mengatakan upaya peningkatan kewaspadaan lainnya adalah dengan melakukan pengawasan pada bahan makanan produk hidup. Selain itu, Kemenkes juga memiliki suatu sistem surveilans yang bernama Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI).

Surveilans ILI dan SARI, menurut Nadia, dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti Puskesmas, untuk melakukan monitor terhadap gejala yang menyerupai influenza. Hal tersebut dilakukan lantaran wabah pneumonia tersebut salah satunya dipicu oleh bakteri Mycoplasma, yang mengakibatkan gejala mirip influenza, namun bukanlah influenza karena penyakit tersebut hanya diakibatkan oleh virus.

"Harusnya gini, kalau orang sakit influenza dia sembuh sendiri dan gak perlu dirawat sampai berat. Makanya kita punya SARI itu untuk memantau kasus-kasus influenza yang dengan tiba-tiba dia jadi berat atau dia jadi bergejala berat," ujarnya.

Jika terdapat kasus tersebut, Nadia menjelaskan Dinas Kesehatan setempat akan mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan genome sequencing. Ini dilakukan untuk meninjau ulang apakah penyakit tersebut diakibatkan oleh bakteri Mycoplasma atau bakteri/virus lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement