Jumat 23 May 2025 08:55 WIB

Tips Cegah Pneumonia Agar tak Dialami Jamaah Haji Indonesia

Ada beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pencetus kasus pneumonia.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Jamaah haji Indonesia berdoa saat melakukan Sai sebagai rangkaian umroh wajib di Masjidil Haram. Jamaah haji diimbau mewaspadai penyakit pneumonia selama menjalankan ibadah haji.
Foto: Teguh Firmansyah/Republika
Jamaah haji Indonesia berdoa saat melakukan Sai sebagai rangkaian umroh wajib di Masjidil Haram. Jamaah haji diimbau mewaspadai penyakit pneumonia selama menjalankan ibadah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan data yang terkait kesehatan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 99 jamaah haji Indonesia terjangkit pneumonia selama menjalankan ibadah.

Lebih lanjut, satu jamaah meninggal dunia akibat penyakit infeksi saluran pernapasan akut tersebut.

Baca Juga

Kasus pneumonia menjadi perhatian serius mengingat kondisi cuaca di Arab Saudi yang ekstrem dan aktivitas ibadah yang padat dapat memperburuk kondisi kesehatan jamaah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya atau daya tahan tubuh yang lemah.

“Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Dia menyebutkan data yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Daerah Kerja (Daker) Makkah maupun Madinah per tanggal 20 Mei 2025, cut-off pukul.16.00 WAS, menunjukkan bahwa jamaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter. Mereka saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Menurutnya, penyakit ini dapat berakibat fatal, terutama bagi jamaah dengan kondisi kesehatan yang rentan atau memiliki komorbiditas. Pneumonia adalah peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

"Di lingkungan ibadah haji yang padat dan dengan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi," kata Liliek.

Pihaknya mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pencetus kasus pneumonia di kalangan jamaah haji, antara lain suhu panas ekstrem. Berdasarkan data real time KKHI, katanya, suhu pada Kamis di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat Celsius. Jika kekurangan asupan cairan pada kondisi seperti ini, dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.

"Kelelahan fisik. Rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umroh wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh," ujarnya.

Kemudian, katanya, keramaian. Menurutnya, penularan penyakit dengan kepadatan jamaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia. Dia juga menyoroti risiko dari riwayat penyakit penyerta atau komorbiditas. Jamaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia.

“Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jamaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih atau zamzam sedikit demi sedikit hingga dua liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur,” kata dia

Dia pun mengingatkan pada puncak ibadah haji saat Armuzna memerlukan stamina yang tinggi, jamaah untuk mengurangi ibadah sunnah seperti umroh yang berulang kali. Simpan energi, katanya, dan jangan terlalu capek. Dia juga mengingatkan untuk tidak merokok di sembarang tempat dan menghormati orang lain yang tidak merokok.

“Segera melapor dan memeriksakan diri saat kurang enak badan ke petugas kesehatan haji dan pos kesehatan. Kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami. Mari kita jaga bersama-sama agar ibadah haji berjalan lancar dan seluruh jamaah kembali ke Tanah Air dengan sehat,” dia menjelaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement