Kamis 13 Jul 2023 00:32 WIB

Anak Sering Mengeluh Pusing? Jangan Disepelekan, Bisa Jadi karena Masalah Ini

Selain keluhan pusing, orang tua juga perlu mewaspadai gejala mual dan muntah.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Anak sakit (ilustrasi). Jika anak sering mengeluh pusing, jangan disepelekan,
Foto: www.hippopx.com
Anak sakit (ilustrasi). Jika anak sering mengeluh pusing, jangan disepelekan,

TEPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluhan sakit kepala atau pusing yang sering dirasakan pada anak sebaiknya jangan disepelekan. Alasannya, keluhan pusing yang dirasakan oleh anak mungkin disebabkan oleh masalah pada mata.

Situasi ini sempat dialami oleh seorang ibu bernama Eileen Brewer. Brewer mengungkapkan bahwa anak perempuannya yang kini berusia 11 tahun sudah menunjukkan tanda sakit kepala sejak masih bayi.

Baca Juga

Saat masih bayi, tanda sakit kepala yang ditunjukkan oleh sang anak adalah menangis selama 8-10 jam per hari. Kala itu, Brewer sempat memeriksakan anaknya yang masih bayi ke dokter anak. Akan tetapi, saat itu sang dokter mendiagnosis anak Brewer mengalami kolik atau kondisi bayi menangis selama berjam-jam tanpa alasan yang jelas.

Namun ketika anak Brewer tumbuh besar, dia mulai memiliki kebiasaan membenturkan kepalanya ke lantai atau memukul kepalanya dengan tangan. Saat menyampaikan hal ini kepada dokter anak, sang dokter menyebut bahwa kebiasaan tersebut merupakan perilaku anak pada umumnya.

Memasuki usia prasekolah, guru anak Brewer sempat melaporkan bahwa sang anak mengeluh sakit kepala setelah bermain di bawah terik matahari. Sang guru menilai sakit kepala tersebut dipicu oleh paparan sinar matahari.

Karena keluhan sakit kepala sang anak kerap berulang, dokter anak merujung anak Brewer kepada beberapa spesialis. Sebagian di antaranya adalah spesialis THT, spesialis mata anak, spesialis saraf anak, dan dokter gigi. Dari serangkaian rujukan ini, hampir semua pemeriksaan menunjukkan hasil yang normal. Akan tetapi, dokter spesialis mata anak menemukan adanya beberapa masalah pada anak Brewer. Salah satu di antaranya adalah masalah sumbatan pada saluran air mata anak Brewer.

Masalah lainnya berkaitan dengan tracking atau pelacakan karena gerakan matanya berbeda dari mata normal. Masalah ini dapat memunculkan kesulitan yang signifikan bagi anak Brewer, seperti kesulitan membaca. Sebagai contoh, setelah anak Brewer membaca kata terakhir dari sebuah baris kalimat dalam suatu paragraf, dia akan kesulitan untuk menemukan baris kalimat berikutnya.

"Saya merasa terkejut dan sedikit malu karena melewatkan semua tanda-tandanya, termasuk sering muntah," ujar Brewer, seperti dilansir WebMD pada Rabu (12/7/2023).

Kaitan antara keluhan pusing dan masalah pada mata anak sempat disoroti dalam sebuah studi pada jurnal Ophthalmic Epidemiology. Dalam studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen anak dan remaja mengalami sakit kepala.

Setelah menganalisis rekam medis 1.878 anak berusia 2-18 tahun, tim peneliti menemukan bahwa sekitar seperempat kasus sakit kepala pada anak disebabkan oleh minimal satu masalah pada mata. Masalah mata yang paling banyak ditemukan pada anak adalah masalah refraksi mata seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme. Masalah mata terbanyak kedua yang ditemukan adalah strabismus atau mata juling.

Dengan proporsi yang jauh lebih kecil, tim peneliti juga menemukan sejumlah masalah intrakranial mata pada anak yang memicu rasa sakit. Masalah-masalah tersebut adalah uveitis, glaukoma, dan elevasi saraf optik.

Berkaitan dengan temuan ini, asisten profesor di bidang neurologi dari Harvard Medical School, Paul G Mathew MD, mengimbau orang tua untuk tidak menyepelekan keluhan anak. Penting juga bagi orang tua untuk mewaspadai tanda-tanda sakit kepala pada anak.

"Saya melihat orang tua sering kali tidak menanggapi keluhan pusing pada anak dengan cukup serius, terutama bila pusing jarang muncul," jelas Mathew.

Mathew juga menganjurkan orang tua untuk memeriksakan anak mereka ke dokter anak bila mengalami keluhan sakit kepala. Dari pemeriksaan ini, dokter anak dapat menentukan perlu atau tidaknya anak dirujuk ke dokter spesialis lain.

Selain keluhan pusing atau sakit kepala, orang tua juga perlu mewaspadai gejala mual dan muntah. Kedua gejala ini tak hanya dapat berkaitan dengan masalah pencernaan tetapi juga sakit kepala.

"Anda yang lebih tahu mengenai anak Anda dibandingkan orang lain. Meski Anda adalah orang tua baru, percaya pada insting ANda dan lakukan upaya diagnosis terbaik (berkonsultasi dengan dokter)," ujar Mathew. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement