REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres menjadi masalah umum dan terkadang sulit dihindari. Stres ringan masih dapat dikelola, namun stres kronis dapat membuat seseorang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan fisik dan mental.
Lebih buruk lagi, stres yang terakumulasi dapat menyebabkan kelelahan emosional, yaitu perasaan lelah secara emosional dan kehilangan energi akibat stres dari pekerjaan atau kehidupan pribadi, atau bahkan akibat keduanya. Orang-orang yang mengalami kelelahan emosional sering merasa terjebak dan merasa tidak berdaya menghadapi peristiwa yang terjadi dalam hidup. Perasaan ini tidak terbatas pada pikiran saja, tetapi mulai muncul di tubuh dengan berbagai cara.
Psikolog dan terapis dr Lalitaa Suglani memberikan gambaran seperti apa kelelahan emosional, dengan mengunggahnya di Instagram. Dilansir laman Health Shots, Jumat (12/5/2023), menurut para ahli, meskipun seseorang yang mengalami stres dan kecemasan adalah hal normal, namun mengalami stres kronis juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik.
Kelelahan emosional adalah konsekuensi dari stres kehidupan yang terus-menerus yang disebabkan oleh stres pribadi, stres pribadi di rumah atau stres terkait pekerjaan. “Pemicu kelelahan emosional akan berbeda dari orang ke orang. Apa yang mungkin terasa sulit bagi satu orang mungkin tampak mudah bagi orang lain. Bagaimana itu muncul dalam tubuh pun berbeda pada setiap individu,” kata dr Suglani.
Burnout adalah salah satu tanda utama kelelahan emosional. Membuat perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah kelelahan emosional.
Berikut adalah beberapa tanda yang dibagikan oleh para ahli yang menunjukkan bahwa tubuh mengalami kelelahan secara emosional:
1. Sakit kepala
Sakit kepala tipe tegang adalah hasil utama dari stres yang sedang berlangsung, saat stres mengontraksi otot-otot di leher dan kulit kepala. Jenis kontraksi otot ini dapat disebabkan oleh stres kronis, depresi, kecemasan, atau cedera kepala.
2. Kabut otak
Kebingungan, pelupa, kurang fokus, dan kejernihan mental adalah tanda-tanda tekanan emosional yang tinggi.
3. Nyeri dada
Saat dalam keadaan cemas, otak mulai memproduksi adrenalin dan kortisol di seluruh tubuh. Dan itu bisa menyebabkan nyeri dada, berkeringat, atau menyebabkan sesak napas.
4. Pikiran bercabang
Pikiran negatif yang berulang paling sering terjadi pada orang dengan gangguan kecemasan atau berbagai penyakit kesehatan mental lainnya yang merupakan akibat dari tekanan emosional.
5. Sakit badan
Rasa sakit di berbagai bagian tubuh seperti sakit kepala, ketegangan otot, dan nyeri tubuh, biasa terjadi pada orang yang mengalami rasa sakit emosional.
6. Mati rasa
Merasa mati rasa atau tidak bisa merasakan emosi juga merupakan tanda gangguan emosi kronis. Seseorang merasakan mati rasa di pikiran dan tidak dapat memproses emosi.
7. Gelisah dan ketidakmampuan untuk tenang
Orang yang terkuras secara emosional memiliki pikiran bercabang yang tidak stabil yang sulit berkonsentrasi. Orang tersebut merasakan ketidakmampuan untuk menenangkan pikirannya di satu tempat.
8. Kesulitan bernapas
Pernapasan dangkal atau sesak napas biasa terjadi pada orang yang telah mengalami rasa sakit emosional yang parah.
9. Masalah konsentrasi
Orang yang kelelahan secara emosional memiliki pikiran yang kurang fokus dan menghadapi kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau aspek kehidupan lainnya.
10. Perubahan nafsu makan dan pencernaan
Tanda-tanda ini seperti mulas, mual, gangguan pencernaan, diare, sakit perut, dan kehilangan atau peningkatan nafsu makan.
11. Pola tidur terganggu dan tidak teratur
Stres yang tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, sulit tidur, atau tidur terfragmentasi. Kurang tidur memicu produksi kortisol dalam tubuh yang selanjutnya mengganggu tidur.