REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan ultraproses merupakan salah satu jenis makanan yang mendapat sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, makanan yang telah mengalami banyak perubahan, sering kali mengandung banyak tambahan garam, gula, lemak, dan bahan kimia industri seperti pengawet, penguat rasa, pemanis, serta pewarna.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan makanan ultraproses dengan peningkatan risiko kanker usus dan kematian dini. Kali ini, studi terbaru mengungkap bahwa konsumsi makanan ultraproses bisa membuat seseorang berisiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care ini menganalisis data hampir 200 ribu orang yang dibagi menjadi tiga kelompok. Ditemukan bahwa untuk setiap 10 persen makanan ultraproses dalam makanan, risiko diabetes tipe 2 mereka meningkat sebesar 12 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh akademisi dari universitas di AS, Kanada, dan Brasil menjelaskan beberapa makanan spesifik yang terkait dengan risiko ini. Antara lain roti olahan; selai, olesan lain, dan bumbu; minuman berpemanis buatan dan berpemanis gula; produk hewani; dan makanan campuran siap saji telah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Sementara itu, makanan seperti sereal, roti gandum hitam dan gandum utuh, snack manis dan gurih dalam kemasan, produk berbasis buah, serta yoghurt dan dessert berbahan dasar susu dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
"Dalam meta-analisis, setiap kenaikan 10 persen dalam total UPF dikaitkan dengan risiko diabetes 12 persen lebih tinggi. Berdasarkan NutriGrade (sistem penilaian nutrisi), bukti berkualitas tinggi mendukung hubungan ini," kata peneliti, seperti dilansir dari Express, Jumat (10/3/2023).
Studi menyimpulkan bahwa meta-analisis menunjukkan bahwa total konsumsi makanan ultraproses dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Namun, beberapa subkelompok makanan ultraproses juga dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah pada kelompok peserta di AS.