Ahad 09 Nov 2025 07:51 WIB

Kesalahan Sepele yang Memicu Luka Kaki Diabetes Berujung Fatal

Luka di kaki penderita diabetes sering kali bermula dari hal-hal yang sangat sepele.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Luka di kaki (ilustrasi). Penanganan luka kaki diabetes harus dilakukan secara, rutin, disiplin, dan intensif, sering kali melibatkan tim dokter spesialis.
Foto: dok pickpik
Luka di kaki (ilustrasi). Penanganan luka kaki diabetes harus dilakukan secara, rutin, disiplin, dan intensif, sering kali melibatkan tim dokter spesialis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komplikasi luka kaki (ulkus diabetik) merupakan salah satu risiko serius yang paling ditakuti penderita diabetes. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kerusakan saraf (neuropati) yang membuat penderita tidak merasakan adanya luka, goresan, atau lecet kecil pada kaki.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD Tangerang Selatan, dr Jimmy Tandradynata, pemeriksaan rutin dan mandiri pada seluruh bagian kaki sebagai langkah pencegahan luka kambuh sangat penting.  "Penanganan luka kaki diabetes harus dilakukan secara, rutin, disiplin, dan intensif, sering kali melibatkan tim dokter spesialis. Perawatan bertujuan untuk menghilangkan infeksi, mempercepat penyembuhan, dan menghindari amputasi," kata dr Jimmy Tandradynata di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Cara lain mencegah kaki diabetes dan luka kambuh adalah cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun lembut, kemudian mengeringkan secara menyeluruh, terutama di sela-sela jari. Selain itu, selalu menggunakan sepatu yang nyaman, tertutup, dan memiliki bantalan yang baik. "Jangan pernah bertelanjang kaki, bahkan di dalam rumah," ujarnya.

Kemudian memotong kuku lurus dan tidak terlalu pendek untuk menghindari kuku tumbuh ke dalam. "Jangan lupa, disiplin dalam diet, olahraga, dan pengobatan yang diresepkan oleh dokter untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal," kata dia.

Jimmy mengatakan, penderita diabetes yang mengalami luka atau lecet tidak kunjung membaik dalam waktu 24–48 jam, munculnya tanda infeksi seperti demam, bengkak, kemerahan yang meluas, nyeri hebat atau keluarnya nanah/cairan berbau dari luka, serta kaki terasa dingin, pucat atau mulai menghitam (gangrene) agar segera ke dokter. "Jika ada tanda-tanda seperti itu bagi penderita diabetes, segera konsultasi dengan dokter untuk mencegah komplikasi seperti amputasi," kata dia.

Ia menjelaskan diabetes melitus kronis akibat tingginya kadar gula dalam darah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang bertugas membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari aliran darah untuk dijadikan energi.

"Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada organ vital, termasuk jantung, ginjal, mata, dan saraf," ujarnya.

Luka di kaki penderita diabetes sering kali bermula dari hal-hal yang sangat sepele, namun menjadi parah karena komplikasi. Beberapa penyebab utamanya adalah cedera tak terasa, rendahnya suplai darah akibat kerusakan pembuluh darah yang membuat luka sulit sembuh dan memicu kematian jaringan.

"Gula darah tinggi juga melemahkan kemampuan tubuh melawan bakteri, sehingga infeksi mudah menyebar dan menjadi fatal. Jika ada tanda infeksi, dokter akan memberikan antibiotik setelah melakukan kultur bakteri pada luka," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement