Kamis 03 Nov 2022 07:40 WIB

Serangan Jantung Berbeda dengan Henti Jantung, Kapan Dibutuhkan CPR?

Serangan jantung dan henti jantung memiliki gejala yang berbeda.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Simulasi resusitasi jantung paru (CPR). Penderita serangan jantung atau henti jantung perlu dibantu dengan CPR.
Foto:

Letakkan ponsel Anda dan pasang pengeras suara segera setelah menghubungi tenaga medis. Ini akan memungkinkan Anda untuk melakukan CPR sambil meminta bantuan.

Jangan biarkan pasien mencari defibrilator. Tunggu ambulans membawakannya. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah ini:

- Berlututlah di samping orang itu

- Letakkan telapak salah satu tangan Anda di tengah dada penderita

- Tumpuk tangan satunya lagi lalu kaitkan jemari Anda

- Jaga agar siku Anda tetap lurus, gunakan dasar pergelangan tangan untuk menekan tulang dada ke bawah dengan kuat dan lancar sehingga dada menekan ke bawah lima hingga enam sentimeter, lalu lepaskan untuk memungkinkan dada naik kembali.

- Lakukan ini dengan kecepatan 100-120 kompresi dada per menit. Irama lagu "Staying Alive" oleh Bee Gees cocok untuk membantu mengarahkan tempo tekanan.

- Lanjutkan CPR sampai bantuan datang.

Anda harus terus melakukan CPR sampai ambulans dan paramedis tiba untuk mengambil alih atau sampai orang tersebut mulai bernapas normal dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jika pasien membuka mata, mulai batuk, berbicara, dan bernapas dengan normal, Anda dapat berhenti.

Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan pada kondisi orang tersebut, dan Anda menjadi lelah, cobalah berteriak kepada seseorang di sekitar untuk membantu dan melakukan CPR secara bergiliran. Jika ada yang membantu, Anda dapat menukar setiap satu hingga dua menit dengan gangguan minimal pada kompresi dada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement