REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jantung memiliki usia yang tidak berkaitan dengan usia kronologis. Seseorang yang berusia lebih tua mungkin memiliki usia jantung yang lebih muda, begitu pula sebaliknya.
Usia jantung berkaitan dengan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang individu terhadap strok atau serangan jantung. Beberapa faktor yang memengaruhi usia jantung adalah usia kronologis, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kebiasaan-kebiasaan dalam gaya hidup.
Orang-orang yang ingin mengetahui perkiraan usia jantung mereka bisa menggunakan Kalkulator Usia Jantung dari Departemen Kesehatan New York City. Kalkulator ini bisa diakses melalui laman //https://www.nyc.gov/site/doh/health/health-topics/heart-age-calculator.page//.
"Bila usia jantung lebih tua dari usia (kronologis) seseorang saat ini, itu mengindikasikan adanya peningkatan risiko (kejadian kardiovaskular) yang bisa dimodifikasi," ungkap ahli kardiologi dari Weill Cornell Medicine, Dr Joy Gelbman, seperti dilansir Huffington Post pada Kamis (15/2/24).
Cara lain untuk memperkirakan usia jantung adalah mengenali beberapa tandanya. Jantung yang sudah menua biasanya memunculkan tanda seperti nyeri dada saat beraktivitas fisik, pening, lelah, sakit kepala, serta kebingungan menurut National Institute of Aging.
Menurut beberapa ahli penyakit jantung, orang-orang yang memiliki usia jantung lebih tua dari usia kronologis mereka perlu melakukan beberapa perubahan. Berikut ini adalah tujuh perubahan di antaranya yang bisa membantu mempermuda usia jantung:
1. Turunkan kolesterol LDL
Kadar kolesterol LDL yang tinggi kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko sejumlah masalah kardiovaskular. Oleh karena itu, kolesterol LDL juga dikenal sebagai kolesterol jahat. Menurut ahli kardiologi Dr Norman Lepor, semakin tinggi risiko seseorang terhadap penyakit kardiovaskular, semakin rendah kadar kolesterol LDL yang perlu dicapai.
"Untuk sebagian besar orang, kita ingin kadar LDL di bawah 100 mg/dl untuk mencegah serangan jantung dan/atau strok," ujar dr Lepor.
2. Rutin olahraga
American Heart Association merekomendasikan orang dewasa untuk berolahraga minimal 150 menit per pekan. Olahraga ini perlu mencakup olahraga aerobik dan latihan angkat beban, seperti latihan mengangkat dumbbell yang ringan, berjalan kaki, atau berenang.
Olahraga rutin bisa membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kadar kolesterol. Selain itu, olahraga rutin juga akan membantu menjaga berat badan tetap sehat.
3. Kelola stres
Stres merupakan hal yang tak bisa dihindari dalam hidup, namun dapat dikelola. Bila tak dikelola, kadar stres yang tinggi juga dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan jantung, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Seperti diketahui, tekanan darah yang tinggi turut berkontribusi pada peningkatan risiko serangan jantung dan strok.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres. Sebagian di antaranya adalah dengan melakukan olahraga, bermeditasi, atau melakukan latihan pernapasan.
4. Makan bergizi dan seimbang
Pola makan juga berperan penting dalam menunjang kesehatan jantung. Ahli kardiologi dr Elizabeth Klodas merekomendasikan pola makan yang beragam dan seimbang. Dr Klodas juag merekomendasikan pola makan yang tinggi akan kandungan serat, asam lemak omega 3, anti oksidan, serta sterol tumbuhan.
5. Berhenti merokok dan vaping
Kebiasaan merokok dan vaping tak hanya membawa dampak buruk bagi paru-paru tetapi juga jantung. Alasannya, banyak zat kimia dari rokok dan vape yang bisa menyempitkan pembuluh darah, memicu peradangan, serta mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Dampak buruk dari rokok dan vape pada jantung mungkin tak terlihat secara langsung, tetapi bertahap seiring dengan berjalannya waktu.
6. Cukup tidur
Sebagian besar orang dewasa dianjurkan untuk tidur selama 7-9 jam per malam. Tidur yang cukup bisa membantu menurunkan risiko penyakit yang dapat memperburuk kesehatan jantung. Menurut ahli kardiologi dari ArchWell Health, Dr Naga Pannala, cukup tidur juga dapat menurunkan risiko obesitas dan tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko dari masalah kesehatan jantung.
7. Pahami riwayat keluarga
Faktor keturunan juga berperan besar dalam mempengaruhi kondisi kesehatan jantung. Individu dengan keluarga dekat (seperti orang tua atau adik dan kakak) yang pernah terkena serangan jantung di usia muda memiliki risiko lebih besar terhadap kondisi serupa. Mengetahui riwayat kesehatan keluarga bisa membantu individu untuk lebih waspada terhadap risiko masalah kesehatan jantung dan melakukan sejumlah upaya pencegahan.